NILAI TOLERANSI DALAM AYAT TENTANG PENYALIBAN ISA DALAM AL-QUR’AN (STUDI PENAFSIRAN KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED)

FAHMI SUBHAN HASANI, NIM. 12530108 (2017) NILAI TOLERANSI DALAM AYAT TENTANG PENYALIBAN ISA DALAM AL-QUR’AN (STUDI PENAFSIRAN KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (NILAI TOLERANSI DALAM AYAT TENTANG PENYALIBAN ISA DALAM AL-QUR’AN (STUDI PENAFSIRAN KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED))
12530108_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (NILAI TOLERANSI DALAM AYAT TENTANG PENYALIBAN ISA DALAM AL-QUR’AN (STUDI PENAFSIRAN KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED))
12530108_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Nama Nabi Isa disebutkan pada hampir seratus ayat al-Qur‘an secara terpisah, namun proses penyalibannya disinggung secara langsung hanya pada satu ayat, dan dirujuk secara tidak langsung pada satu ayat yang lain: Q.S. An-nisa ayat 157-158. Kedua ayat tersebut sering dipahami oleh umat Islam sebagai dasar keyakinan teologis mereka bahwa Nabi Isa AS tidak wafat, diangkat jiwa-raganya ke haribaan-Nya dan, oleh karenanya, bukanlah orang yang disalib. Keyakinan teologis ini sangat berbeda dengan pandangan umat Kristiani bahwa Yesuslah yang disalib dan meninggal di tiang salib untuk menebus dosa seluruh umat manusia. Anehnya, keyakinan yang dimiliki oleh umat Islam tidak seluruhnya bisa didasarkan pada teks Islam paling penting, al-Qur‘an. Dengan kata lain, ada beberapa aspek dari kalimat pertama penelitian ini yang belum ditemukan dasarnya dalam al-Qur‘an. Dalam hal ini, penulis memfokuskan diri pada pendektan kontekstual Abdullah Saeed. Permasalahan pokok pada skripsi ini adalah : Pertama, bagaimana penafsiran ayat penyaliban Isa jika ditafsirkan dengan pendekatan Abdullah Saeed? Dan Kedua, bagaimana seharusnya bentuk penafsiran terhadap ayat tersebut dalam konteks kekinian? Jawaban atas pertanyaan tersebut selanjutnya mengarah kepada implikasi dan relevansi pendekatan kontekstual Abdullah Saeed, yang mana beliau juga mencoba meletakan pesan asli al-Qur‘an kepada konteks sosial, politik, ekonomi, dan intelektual yang lebih luas. Alasan penulis memilih teori pendekatan kontekstual Abdullah Saeed adalah : Pertama, pemilihan teori dan pendekatan ini oleh penulis dirasa sudah sangat tepat untuk membaca ayat tentang Penyaliban Isa ini. Abdullah Saeed menunjukan, dalam salah satu bab dari buku beliau Reading The Qur‟an in the Twenty-First Century: a Contextualist Approach, bahwa ada beberapa ayat tentang teologi yang pemahaman terhadapnya ternyata context-dependent, dipengaruhi oleh konteks. Ayat yang beliau contohkan adalah yang terkait dengan Penyaliban Isa. Kedua, teori Kontekstual Abdullah Saeed tentu memiliki bidang, objek, dan cara kerjanya sendiri. Kritik terhadap sejarah (Historical Criticism) adalah salah satu bidang dari teori ini. Ketiga, sebelum membangun sebuah model interpretasi, Saeed lebih dulu merumuskan landasan teoritis bagi penafsiran kontekstual yang dibangun dengan membaca dan mengkritisi tradisi penafsiran al-Qur‘an. Keempat, ayat-ayat al-Qur‘an tentang hukum (Ethicolegal) dikenal sebagai genre yang mendominasi jajaran penelitiannya. Abdullah Saeed sendiri mengakui bahwa al-Qur‘an adalah wahyu Tuhan yang diturunkan kepada Muhammad. Al-Qur‘an sendiri menolak aggapan tentang penyaliban dan kematian Isa, al-Qur‘an mengatakan bahwa Nabi Isa telah diangkat ke langit. Tetapi dalam hal ini Saeed menyayangkan banyaknya penafsiran tekstual yang pada prosesnya mereka berhenti dan merasa cukup pada penelusuran literal saja. Saeed mencoba menunjukan bahwa makna bukanlah sesuatu yang sederhana, yang cukup hanya sampai pada penelusuran literature, maka dalam konteks kekinian, dirasa tepat dan bijak jika menggunakan pendekatan konteks agar mampu menemukan makna yang sebenarnya. Penelusuran makna terhadap sebuah teks pada dasarnya hanya akan sampai kepada wilayah perkiraan atau taksiran saja, yang karenanya menjadi sangat naif ketika sebuah tafsir dianggap dan dipaksakan menjadi satu-satunya yang benar. Multi-penafsiran, bukanlah sesuatu yang akan mencederai kesakralan kitab suci. Sebaliknya, ia menunjukan bahwa hakikat kitab suci yang Salih li kulli zaman wa makan menemukan jiwa yang seutuhnya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Prof. Dr. Suryadi, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Nilai Toleransi, Penyaliban Isa Dalam Al-Qur’an, penafsiran Kontekstual Abdullah Saeed
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 21 Feb 2018 11:20
Last Modified: 21 Feb 2018 11:20
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29505

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum