KEBIJAKAN POLITIK SULTAN SYAMSUDDIN ILTUTMISH DI KESULTANAN DELHI, INDIA (1211-1236 M)

DULI QURRATU A’YUN, NIM. 14120101 (2018) KEBIJAKAN POLITIK SULTAN SYAMSUDDIN ILTUTMISH DI KESULTANAN DELHI, INDIA (1211-1236 M). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (KEBIJAKAN POLITIK SULTAN SYAMSUDDIN ILTUTMISH DI KESULTANAN DELHI, INDIA (1211-1236 M))
14120101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (KEBIJAKAN POLITIK SULTAN SYAMSUDDIN ILTUTMISH DI KESULTANAN DELHI, INDIA (1211-1236 M))
14120101_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB)
[img]
Preview
Text
14120101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img]
Preview
Text
14120101_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf

Download (4MB) | Preview

Abstract

Sultan Syamsuddin Iltutmish merupakan sultan Delhi ketiga. Ia berkuasa sejak 1211-1236 M. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi banyak tantangan berupa serangan dan pemberontakan yang dilakukan oleh Tajuddin Yalduz, Nasiruddin Qubacha, Ali ibn Mardan Khalji, bahkan ancaman dari Bangsa Mongol. Meskipun demikian, ia dapat melindungi Kesultanan Delhi dari kehancuran dan membawanya pada kemajuan yang pesat. Sebagai penghargaan atas jasanya, pada tahun 1229 M ia menerima jubah kehormatan dan pelantikan resmi dari Khalifah Baghdad, al-Mustanshir, yang telah mengakuinya sebagai sultan India. Kemajuan yang dicapai tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan yang dibuat olehnya. Oleh karena itu, penelitian ini menjawab permasalahan mengapa kebijakan Sultan Syamsuddin Iltutmish dapat membawa Kesultanan Delhi pada kemajuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan politik dan teori behavioral yang dikemukakan oleh Berkhofer. Penggunaan teori behavioral dimaksudkan untuk menganalisis perilaku politik dan faktor-faktor yang melatarbelakangi Sultan Syamsuddin Iltutmish dalam membuat kebijakan. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka. Interpretasi data dan penulisan bergantung komprehensif pada sumber tertulis yang ditemukan. Uraian peristiwa disajikan kronologis, sistematis, dan sesuai dengan fakta sejarah. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa Syamsuddin Iltutmish awalnya hanya satu dari sejumlah penguasa Muslim di Anak Benua India, dan posisinya sangat genting. Pada awal kekuasaannya, ia diwarisi wilayah perbatasan barat laut yang tidak aman dan terancam baik dari dalam maupun luar. Ia menghadapi masalah dan perebutan kekuasaan dengan Tajuddin Yalduz, Nasiruddin Qubacha, dan Ali ibn Mardan Khalji. Selain itu, para kepala suku Rajput telah berhenti membayar upeti dan mengumumkan kemerdekaan mereka. Ia juga menghadapi masalah krusial berupa ancaman dari luar, yaitu kemunculan Jalaluddin dan pengejarannya oleh Chengis Khan di tepi Sungai Indus. Iltutmish melihat kondisi dan masalah dihadapi, dan setelah mengukur kekuatannya dengan musuhnya, ia menetapkan kebijakan sebagai jawaban atas kondisi tersebut. Pada awalnya, Iltutmish membuat aliansi dengan musuh-musuhnya, seperti Yalduz dan Qubacha. Ia lebih mencurahkan perhatiannya ke arah konsolidasi kekuasaannya. Segera setelah mempertegas kedaulatannya, ia berhadapan dengan Yalduz dan Qubacha dengan tegas dan berhasil mengalahkan mereka. Dalam politik luar negerinya, Iltutmish mengikuti tiga tahap kebijakan sebagai bagian dari seluruh kebijakannya di perbatasan barat laut kekuasaannya. Pada awalnya, ia mengadopsi kebijakan non-blok dengan tidak terlibat dalam politik Asia Tengah dan tidak berusaha menekan klaimnya di perbatasan barat laut Hindustan. Ketika ia menerima surat dari Sultan Jalaluddin yang berisi permintaan suaka, ia vii mengadopsi kebijakan defensif. Ia menolak permintaan tersebut untuk memasuki pakta non-agresi dengan orang-orang Mongol. Segera setelah menangkal ancaman Mongol dan kepergian Jalaluddin dari Anak Benua India ke Persia, Iltutmish mengikuti kebijakan konfrontatif. Ia menghancurkan suku Rajput, Koh-e-Jud di satu sisi, dan menaklukkan bangsawan Khawarizam di sisi lain. Iltutmish dengan kecerdikannya mampu menyelamatkan kesultanan dari bencana yang mengerikan. Ia memberantas pemberontakan dan dengan penaklukan dan aneksasi di berbagai bagian lain di India Utara, ia dapat memperluas batas teritorial Kesultanan Delhi dan menghubungkan bagian-bagian yang jauh dari kerajaan ke dalam satu pusat. Selama masa pemerintahannya, kekuatan politik Iltutmish secara bertahap diterima sebagai otoritas yang sah, dan bahkan ia diakui oleh khalifah Baghdad

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Prof. Dr. M. Abdul Karim, M. A., M. A.,
Uncontrolled Keywords: Kebijakan, Syamsuddin Iltutmish, Kesultanan Delhi
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 19 Apr 2018 09:34
Last Modified: 19 Apr 2018 09:34
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/29840

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum