PEMBERHENTIAN ABDURRAHMAN WAHID SEBAGAI PRESIDEN TAHUN 2001 (PERSPEKTIF FIQH SLYASAH)

MUHAMMAD JOHARI, NIM. 00370507 (2004) PEMBERHENTIAN ABDURRAHMAN WAHID SEBAGAI PRESIDEN TAHUN 2001 (PERSPEKTIF FIQH SLYASAH). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (PEMBERHENTIAN ABDURRAHMAN WAHID SEBAGAI PRESIDEN TAHL:N 2001 (PERSPEKTIF FIQH SLYASAH))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (PEMBERHENTIAN ABDURRAHMAN WAHID SEBAGAI PRESIDEN TAHL:N 2001 (PERSPEKTIF FIQH SLYASAH))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (11MB)

Abstract

Rentetan peristiwa yang mengiringi kurang dua tahun perjalanan kepresidenan Abdurrahman Wahid sampai dengan masa jatuhnya, telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi pengkayaan khazanah perjuangan demokratisasi di Indonesia. Periode di masa itu, pasca kejatuhan pemerintahan semi otoriter Soeharto, merupakan lembaran baru kehidupan politik setelah menunggu sckian lama semenjak "kegagalan" eksperimentasi Demokrasi liberal 1950-an. Begitu banyak harapan telah ditumpahkan kepada era baru pasca otorianisme tersebut. Begitu banyak keinginan untuk segera dapat terwujudkan. Begitu kuat tuntutan untuk membongkar segala belenggu ketidakbebasan, penindasan, kemiskinan , dan kctidakadilan yang dipasrahkan kepada pemerintahan yang baru ini. Dalam '·Jautan" penuh dengan harapan inilah, bahtera pemerintahan Abdurrahman Wahid harus mela_iu. Gus Our memegang kendali pemerintahan pasca reformasi di tengah situasi kebangsaan yang serba tidak menentu. Koriflik dan kekerasan, baik etnik ataupun keagamaan, di antara masyarakat terus menggila di berbagai daerah di Nusamara, letupan separataisme yang semakin meluas, sampai dengan konsolidasi-konsolidasi "kekuatan lama" yang terus mengancam untuk merebut panggung kekuasaan. Pemerintahan dengan duet kepemimpinan Gus Our-Megawati berjalan dengan tugas mengurai satu demi satu dan mengatasi berbagai belitan persoalan yang tidak ringan itu . Oemokratisasi selalu memunculkan banyak anomali. Bahtera pemerintahan yang semula berjalan lancar, yang didukung oleh besarnya modal legitimasi, pada saat selanjutnya mulai berjalan ::ig ::ag dan semakin hilang keseimbangan. Problem dan pennasalahan satLL demi satu bermunculan, yaitu dengan berawal adanya kasus Bulog dan Brunei Gate yang dianggap oleh DPR melibatkan Gus Dur. Persoalan mendasar tersebut tidak kunjung dapat terselesaikan. Gus Our dalam menjalankan roda pemerintahannya terus-terusan mendapat perlawanan dan tekanan dari parlemen uantuk menjatuhkannya dari kekuasaannya. Dan akhirnya kapal pemerintahan dibawah kendali Presiden Abdurrahman Wahid pun kandas di tengah perjalanan. Sejarah Gus Our di panggung kek uasaan berakhir setelah Megawati Soekamoputri dilantik menjadi presiden Rl yang kelima dalam Sl. Oari serentetan peristiwa tersebut wacana yang mengiringi proses lengsernya Gus Our dari kekuasannya di tengah-tengah masyarakat menjadi pro-kontra antara yang menyatakan peristiwa tersebut konstitusional dan inkonstitusional. Ada sebagian warga NU yang secara fanatik membela Gus Our dan tidak rela Gus Our dilengserkan dari kursi Presiden Rl, karena Gus Dur adalah presiden yang sah dipilih oleh MPR sampai tahun 2004, sementara anggota MPR yang melengserkan Gus Our beralasan karena kinerja Gus Dur sebagai presiden Rl tidak baik.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. Kamsi, MA.
Uncontrolled Keywords: Abdurrahman Wahid, perspektif fiqh siyasah
Subjects: Jinayah Siyasah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Jinayah Siyasah (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 31 Aug 2018 11:25
Last Modified: 31 Aug 2018 11:25
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30725

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum