KĀFFAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Semantik Toshihiko Izutsu)

ELOK FAIQOH, NIM. 14530015 (2018) KĀFFAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Semantik Toshihiko Izutsu). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (KĀFFAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Semantik Toshihiko Izutsu))
14530015_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (7MB) | Preview
[img] Text (KĀFFAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Semantik Toshihiko Izutsu))
14530015_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Langkah awal yang harus diketahui untuk memahami al-Qur‘an adalah dengan memahami bahasa al-Qur‘an. Sehingga didapatkan pengetahuan murni, walaupun buah dari pemikiran para mufassir tidak ada yang mutlak kebenarannya. Di sini penulis menggunakan pendekatan semantik yang ditawarkan oleh Toshihiko Izutsu. Adapun langkah penelitiannya yaitu mencari makna dasar dan makna relasional, mencari makna sinkronik dan diakronik, dan mencari weltanschauung. Objek penelitian ini adalah kata kāffah berpijak pada QS. Al-Baqarah [2]: 208. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa makna dasar kāffah adalah benar-benar seluruhnya, tanpa terkecuali. Makna tersebut masih berkaitan dengan makna dasar (kaffa-yakuffu : mencegah) berdasar beberapa alasan yang terangkum menjadi ―suatu perkumpulan yang mencegah terjadinya penyimpangan‖. Makna relasional kata kāffah secara sintagmatik di antaranya pertolongan, perlindungan diri, penyesalan, menghindari, kemustahilan, dan lemah. Sedangkan secara paradigmatik kata kāffah memiliki sinonim dengan ajma‟a, tāmma, kullun, dan kāmilan. Masing-masing kata tersebut mempunyai perbedaan makna yang cukup signifikan. Sedangkan antonim dari kata kāffah adalah ba‟ḍun. Makna sinkronik dan diakronik kata kāffah dengan memperhatikan pra-Qur‘anik, Qur‘anik, dan pasca Qur‘anik adalah keseluruhan. Namun, pada masa pasca Qur‘anik makna kāffah lebih berkembang penjelasannya dengan mengakar menjadi dua makna, yakni keseluruhan bagi fa‘il atau pelaku dan atau keseluruhan bagi maf‘ul atau sasaran perbuatan. Dan pada periode ini kata kāffah menjadi kata kunci dari al-Qur‘an. Adapun weltanschauung kata kāffah adalah (1) Perintah kepada orang-orang yang beriman untuk masuk ke dalam Islam secara keseluruhan. Tidak boleh menyimpang dari selain yang sudah disyariatkan oleh Islam. Segala aspek ketauhidan di dalam Islam harus tercakup, (2) Perintah kepada seluruh manusia (tanpa ada pengecualian) untuk masuk Islam. Kata Islam pada QS. Al-Baqarah [2]: 208 memiliki dua makna, yaitu agama Islam dan kedamaian sekaligus keselamatan. Jadi, berdasarkan ayat tersebut mengharuskan setiap orang untuk masuk ke dalam Islam atau masuk ke dalam kedamaian, dengan begitu akan tumbuh kehidupan yang selamat. Berdasarkan alasan tersebut, QS. Al-Baqarah [2]: 208 tidak hanya mengajak kepada orang Islam yang beriman, akan tetapi mengajak kepada seluruh manusia untuk masuk ke dalam Islam dan atau masuk ke dalam kedamaian, agar semua kehidupan manusia bisa selamat. Kata Kunci: Kāffah, Semantik, Al-Qur‟an.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Hilmy Muhammad
Uncontrolled Keywords: Kāffah, Semantik, Al-Qur‟an.
Subjects: Tafsir Al-Qur'an
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 27 Sep 2018 13:47
Last Modified: 27 Sep 2018 13:47
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30976

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum