ADAT NGERANGKAT DALAM PERSPEKTlF HUKUM lSLAM (Studi Kas

AHMADZUHRI, NIM. 01350732 (2004) ADAT NGERANGKAT DALAM PERSPEKTlF HUKUM lSLAM (Studi Kas. Skripsi thesis, UIN SUNAN KAIJAGA.

[img]
Preview
Text (ADAT NGERANGKAT C)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (7MB) | Preview
[img] Text (ADAT NGERANGKAT DALAM PERSPEKTlF HUKUM lSLAM (Studi Kasus Di Desa Banyubiru Kec. Negara Kab..Jembrana Bali))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Melihat realitas kehidupan masyarakat Indonesia yang pluralis, perkawinan dilaksanakan dengan berbagai cara. Namun demikian, perkawinan dengan cara peminangan tampaknya dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Selain perkawinan dengan cara peminangan, di tengah-tengah masyarakat ditemukan juga bentuk lain dari perkawinan, yaitu perkawinan dengan cara melarikan seorang gadis dari lingkungan dan pengawasan walinya. Di Bali, khususnya di Kecamatan Negara, perkawinan dengan cara melarikan atau menculik calon mempelai lazim disebut dengan istilah ngerangkat. Banyak adegan-adegan dramatis yang mengiringi perkawinan dengan cara ngerangkat ini. Perkawinan dengan cara ngerangkat diawali dengan apa yang disebut dengan megelanan atau metunangan (proses pacaran) di mana dalam masa pacaran ini sering terjadi megesahan, yaitu dalam rangka mengenali lebih jauh perempuan yang hendak dilarikan. Biasanya terjadi khah.,·at ketika megesahan ini berlangsung, karena mereka berdua-dua di tempat yang sepi. Selain masalah proses pelarian (penculikan) caJon mempelai wanita yang dilakukan pada malam hari oleh calon mempelai laki­ laki (biasanya juga dilakukan oleh sebuah tim), adalah masalah perwalian. Terkadang orang tua si wanita tidak bersedia menjadi wali dalam pernikahan <Hl8knya dan tid8k memberikan restu dalam pell1ikahan itu. Juga masalah melarikan wanita yang sudah dipinang oleh laki-laki lain, yang mana permasalahan ini jelas bertentangan dengan ketentuan hukum Islam dan masih banyak lagi permasalahan yang timbul dari adat ngerangkat ini. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, terutama untuk pengumpulan data dari sumber primer adalah dengan tehnik wawancara (interview) yang dilakukan kepada pihak-pihak yang berkompeten. Pendekatan yang digunakan dalam menjawab permasalahan di a.tas adalah pendekatan normatif, yaitu per:yusun n1enggunakan Al-Qur' in dan ;\1-Hadis dan juga pendapat para fuqaha sebagai landasan dalam menjawab semua permasalahan yang timbul dari adat ngerangka!. Seperti dalam menjawab masalah ketidaksediaan orang tua menjadi wali dalam pernikahan, penyusun menjawab dengan melihat hadis Nabi rvluhammad SAW )'ang berbunyi: Hadis tersebut menjelaskan bahwa seorang perempuan bisa dinikahkai1 oleh hakim kalau ia tidak mempunyai wali atau wali nasabnya ';gj;tl Hal ini juga sejalan dengan pasal 123 ayat. (I) dan (2) KHI, dan peraturan menteri Agama No.4 tahun 1952. Seperti juga dalam menjawab permasalahan rnelarikan wanita yang sudah dipinang oleh laki-laki lain, penyusun ll1enjawab dengan melihat hadis Nabi .lvfuhammad SAvV yang berbunyi: lV dis tersebut menjelaskan bahwa tidak boleh meminang pmangan orang lain elum peminang pertama meninggalkan atau mengizinkannya. Melarikan wanita am perkawinan dengan cara ngerangkat sama dengan meminang, maka rkawinan dengan cara ngerangkat yang disebabkan oleh melarikan wanita yang ah dipinang oleh laki-laki lain tidak dapat dibenarkan oleh hukum Islam Berdasarkan penelitian yang penyusun lakukan dap·at disimpulkan bahwa da dasarnya perkawinan dengan cara ngerangkat tidak bertentangan dengan kum Islam, kecuali perkawinan dengan cara ngerangkat yang disebabkan oleh salah melarikan perempuan yang sudah dipinang oleh laki-laki lain yang tidak pat dibenarkan oleh hukum Islam. Meskipun perkawinan dengan cara ngerangkat dalam beberapa hal memperlihatkan adanya kesenjangan dengan norma syar'i, k dari sudut pandang normatif atau kemaslahatan, namun bukan berarti rkawinan tersebut secara otomatis tidak sah sebab legalitas perkawinan menurut kum Islam tidak terletak pada pendahuluannya, seperti khi_tbah atau pelarian. Akan api legalitas perkawinan itu dilihat pada akadnya. Apakah telah memenuhi rukun­ un dan syarat-syarat perkawinan atau belum. Jika rukun dan syarat perkawinan ah terpenuhi maka perkawinan dianggap sah. Sebaliknya, jika tidak terpenuhi, ka perkawinannya dianggap tidak sah.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: 1. PROF. DR. KHOIRUDDl NASUTION, 2. YASIN BAlDI, S.Ag, M.Ag
Uncontrolled Keywords: ADAT NGERANGKAT, HUKUM ISLAM
Subjects: Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 27 Sep 2018 15:40
Last Modified: 27 Sep 2018 15:40
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/30983

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum