DISKRIMINASI GENDER DAN AGENSI PEREMPUAN DALAM NOVEL CANTIK ITU LUKA KARYA EKA KURNIAWAN

KHOIRUNNISA’, NIM. 13540012 (2018) DISKRIMINASI GENDER DAN AGENSI PEREMPUAN DALAM NOVEL CANTIK ITU LUKA KARYA EKA KURNIAWAN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (DISKRIMINASI GENDER DAN AGENSI PEREMPUAN DALAM NOVEL CANTIK ITU LUKA KARYA EKA KURNIAWAN)
13540012_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text (DISKRIMINASI GENDER DAN AGENSI PEREMPUAN DALAM NOVEL CANTIK ITU LUKA KARYA EKA KURNIAWAN)
13540012_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (522kB)

Abstract

Karya sastra ikut berpartisipasi dalam mendukung ideologi gender dalam masyarakat. Karya sastra dijadikan alat perjuangan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih setara dan harmonis baik di ranah publik maupun domestik. Karya sastra yang mengangkat isu gender dan perempuan, banyak ditulis oleh pengarang laki-laki maupun perempuan di Indonesia. Salah satunya adalah novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan. Novel tersebut menceritakan adanya pandangan ideologi kecantikan yang berbeda dengan apa yang direpresentasikan pada masyarakat pada umumnya meliputi kulit putih, rambut hitam lurus, tinggi, langsing, berhidung mancung dan memiliki postur wajah yang ideal dengan pipi tirus dan bulu mata lentik panjang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian library research dengan sumber data primer berupa teks, narasi maupun percakapan dalam novel Cantik Itu Luka. Sementara itu, data sekunder yang diperoleh dari literastur buku, website, jornal, dan artikel. Analisis penelitian ini menggunakan dua teori yaitu teori gender dan teori struktural genetik Pierre Boudieu digunakan sebagai kacamata untuk melihat dinamika perempuan sebagai agen didalam novel tersebut. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa konstruksi gender yang hidup di masyarakat dalam Cantik Itu Luka adalah laki-laki harus berburu dan berperang, sementara itu perempuan harus cantik dan lemah gemulai. Bentuk ketidakadilan akibat konstruksi gender yang dialami oleh perempuan berupa stereotip, dengan adanya asumsi tentang perempuan dengan konstruksi tubuh yang mengundang birahi adalah perempuan cantik dan seksi. Subordinasi menyebabkan posisi perempuan pada nomor dua setelah laki-laki, seperti yang dialami oleh Maya Dewi. Kekerasan tersebut berupa pemerkosaan dalam perkawinan yang dialami oleh Alamanda. Kecantikan bagi perempuan sudah menjadi sebuah keharusan karena adanya habitus di masyarakat terkait kecantikan tersebut. Habitus masyarakat ini terbentuk tidak lepas dari peran legenda yang diamini serta di langgengkan dalam keluarga, dan ruang publik. Pada arena prostitusi, kecantikan dilanggengkan guna mendapatkan keuntungan. Pelanggengan sendiri dalam bentuk fasilitas-fasilitas yang membuat para pelacur ini nyaman dengan pekerjaan mereka. Sedangkan dalam ranah keluarga adanya negosiasi yang dilakukan Dewi Ayu terhadap anak-anaknya. Dewi Ayu memiliki pandangan terkait cantik yang berbeda dengan alasan ketika perempuan itu cantik secara fisik yang diidealkan kebanyakan perempuan itu menimbulkan adanya diskriminasi terhadap perempuan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M.Hum., M.A.
Uncontrolled Keywords: Cantik Itu Luka
Subjects: Sosiologi Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Sosiologi Agama (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 08 Nov 2018 15:48
Last Modified: 08 Nov 2018 15:48
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31428

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum