FILSAFAT MORAL ṬABᾹṬABᾹ’Ῑ (ANALISIS TELEOLOGIS ATAS PRINSIP WUJŪB DAN ISTIKHDĀM)

UMI HAFSAH, NIM. 1520510043 (2018) FILSAFAT MORAL ṬABᾹṬABᾹ’Ῑ (ANALISIS TELEOLOGIS ATAS PRINSIP WUJŪB DAN ISTIKHDĀM). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (FILSAFAT MORAL ṬABᾹṬABᾹ’Ῑ (ANALISIS TELEOLOGIS ATAS PRINSIP WUJŪB DAN ISTIKHDĀM))
1520510043_BABI, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (FILSAFAT MORAL ṬABᾹṬABᾹ’Ῑ (ANALISIS TELEOLOGIS ATAS PRINSIP WUJŪB DAN ISTIKHDĀM))
1520510043_BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (10MB)

Abstract

Tindakan manusia hampir tidak pernah diperbincangkan secara netral. Sebagian besar tindakan tersebut selalu berkaitan dengan penilaian baik dan buruk atau benar dan salah. Hal ini disebabkan karena manusia mempunyai kebebasan dalam bertindak. Oleh sebab itu, setiap masyarakat dari zaman dan tradisi manapun mempunyai aturan tindakan. Aturan inilah yang disebut sistem moral. Etika sebagai cabang dari filsafat merupakan refleksi kritis dan sistematis dari moralitas. Sejak saat kemunculannya sampai sekarang, diskursus etika terus mengalami perkembangan. Dalam filsafat Islam, etika mempunyai cakupan materi cukup luas mulai dari teks teologi, komentar para filsuf Islam tentang pemikiran filsuf Yunani, hingga teks mistik sufi. Penelitian ini mengkaji filsafat moral Ṭabāṭabā’ī dengan fokus kajian terhadap prinsip wujūb dan istikhdām. Untuk menjelaskan bangunan etikanya, penulis merujuk langsung pada karya primer Ṭabāṭabā’ī. Penulis kemudian menggunakan teori etika teleologis untuk menganalisis corak filsafat moral tersebut. Penulis menyimpulkan bahwa apa yang dijelaskan oleh Ṭabāṭabā’ī mengenai baik dan buruk bukan sekedar anjuran moral, melainkan filsafat moral. Ṭabāṭabā’ī membangun etikanya di atas landasan ontologis dan epistimologis yang kuat. Karakteristik teleologis dalam etika Ṭabāṭabā’ī dapat dilihat dari klaimnya bahwa setiap eksistensi diciptakan lengkap dengan sarana dan prasarana untuk mencapai kesempurnaan. Tindakan yang baik dirumuskan dengan tindakan yang sesuai kodrat penciptaan, yaitu memanfaatkan seluruh hal yang melekat pada diri manusia. Corak teleologis juga dapat dilihat dari analisis Ṭabāṭabā’ī dalam menjelaskan perbuatan yang semata-mata tidak hanya pada esensi perbuatannya, tapi pada tujuan perbuatan tersebut, yaitu manfaat. Motif dasar dari tindakan individual adalah wujūb, yaitu kesadaran perlunya melakukan sesuatu. Wujūb merupakan derivasi dari kesadaran manusia atas apa yang melekat pada dirinya. Dari konsep inilah, baik dan buruk dibangun. Dalam tindakan individual, baik adalah ketika seseorang melakukan sesuatu yang dianggapnya sebagai kebutuhan dengan pertimbangan akal. Akal menjadi landasan karena ia merupakan hal yang melekat pada diri manusia. Prinsip istikhdām yang merupakan salah satu inti bangunan etikanya sangat menekankan posisi individu dalam masyarakat. Sisi individu ini meniscayakan perbedaan yang ada pada masing-masing manusia, baik itu dalam proses berpikir maupun dalam bertindak. Sehingga, etika Ṭabāṭabā’ī sangat menghargai individu sebagai eksistensi yang unik dan khas. Implikasi dari pendapat ini adalah bahwa hukum yang ada pada masyarakat tidak bisa mereduksi kekhasan masing-masing individu, walaupun kekhasan individu juga tidak bisa dijadikan alasan untuk menolak kecenderungan bermasyarakat. Penekanan terhadap individu inilah yang sekaligus membuat bangunan etika Ṭabāṭabā’ī melampaui kajian etika teleologis pada umumnya.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Fakhruddin Faiz
Uncontrolled Keywords: Filsafat moral, Ṭabāṭabā’ī, Wujūb, Istikhdām.
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat

Filsafat Islam
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S2)
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 11 Mar 2019 14:43
Last Modified: 11 Mar 2019 14:43
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33723

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum