PEMBACAAN SURAT AL-ḤASYR DALAM TRADISI MUJĀHADAH ḤASYRAN

Maftuchah, NIM. 13531175 (2018) PEMBACAAN SURAT AL-ḤASYR DALAM TRADISI MUJĀHADAH ḤASYRAN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PEMBACAAN SURAT AL-ḤASYR DALAM TRADISI MUJĀHADAH ḤASYRAN)
13531175_BAB-I_ IV-atau-V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (PEMBACAAN SURAT AL-ḤASYR DALAM TRADISI MUJĀHADAH ḤASYRAN)
13531175_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Mujāhadah Ḥasyran merupakan suatu praktik sosial keagamaan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran yang awal mula praktiknya dilaksanakan pasca bencana merapi pada tahun 2010. Mujāhadah Ḥasyran dilaksanakan setiap selesai bacaan wirid yang dilakukan setelah pelaksanaan jamaah Shalat Maghrib. Adapun praktik Mujāhadah ini berisi tawassul, Surat al- Ḥasyr, ayat kursi, Ṣalawat Tunjīnā dan Ṣalawat al-Ṭā’ūn. Surat al-Ḥasyr merupakan bacaan inti di dalam Mujāhadah ini. Namun juga tidak menafikan esensi dari bacaan yang lainnya. Jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian lapangan (field research) yang menggunakan metode deskriptif-kualitatif dengan pendekatan fenomenologi sekaligus mengamati pembacaan ayat al-Qur’an tersebut. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini yaitu melalui observasi (partisipan dan non-partisipan), interview (wawancara), dan dokumentasi sebagai penguat dan pendukung data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Berdasarkan proses penelitian yang telah dilakukan di Komplek III Putri, peneliti menemukan bahwa masing-masing dari bacaan di dalam Mujāhadah Ḥasyran, memiliki fungsi makna yang sama, yaitu sebagai penolak bala’ atau perisai dari musibah/bencana. Pelaksanaan Mujāhadah Ḥasyran secara umum merupakan intisari dari pemaknaan Surat al-Ḥasyr yang terdapat di dalam kitab Al-Adzkar li an-Nawawy 1/136, Fiqh al-Ad’iyyah wa al-Adzkaar III/222, Fathul Bari 10/20, Tafsir al-Aluusy 20/447. Pada umumnya, santri baru merasa asing dengan praktik Mujāhadah ini. Akan tetapi seiring berjalannya waktu mereka akan mengetahui asal-muasal dari pelaksanaan Mujāhadah ini. Biasanya informasi tersebut mereka dapatkan dari pengurus atau santri senior. Hal baru lainnya yang penulis temui dalam Mujāhadah ini adalah bagi santri yang sedang berhalangan shalat di Komplek III Putri, terdapat kegiatan khusus membaca amalan-amalan seperti shalawat-shalawat yang sudah ditentukan, Qashidah ‘ibadallah, dan juga Asmā’ul Husna. Meskipun sebagian besar santri menjalani kegiatan tersebut dengan alasan kepatuhan terhadap peraturan pondok, namun tidak sedikit juga yang mengamalkannya bukan lagi sebagai sebuah kewajiban melainkan suatu kebutuhan ruhani. Selain itu juga karena pembacaan yang terus menerus membuat para santri menjadi hafal surat Ḥasyr dengan sendirinya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Saifuddin Zuhri, S.Th.I., M.A.
Uncontrolled Keywords: Mujāhadah Ḥasyran, penolak bala’, Pondok Pesantren Sunan Pandanaran
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 14 Mar 2019 10:43
Last Modified: 14 Mar 2019 10:43
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/33836

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum