HAKIM PEREMPUAN \ quot;PERSPEKTIF IMAM ABU HANIFAH DAN IMAM ASY-SYAFI\'I\ quot;

ABDUL ROCHIM 0536003I, (2010) HAKIM PEREMPUAN \ quot;PERSPEKTIF IMAM ABU HANIFAH DAN IMAM ASY-SYAFI\'I\ quot;. Skripsi thesis, UNSPECIFIED.

Full text not available from this repository.

Abstract

Hakim merupakan salah satu profesi yang sanggat urgen, karena harus menyelesaikan gugatan sengketa dan konflik yang terjadi di antara manusia sesuai dengan hukum yang berlaku, sehingga syarat-syarat dan uji kelayakan untuk menjadi hakim harus ditegakan, dalam wacana ini syarat-syarat kekuasaan kehakiman Islam dan kekuasaan kehakiman yang ada di Indonesia ada sedikit signifikasi perbedaan, yaitu masalah keabsahan perempan menjadi hakim, akan tetapi di dalam syariat Islam yang terbentuk dalam imam-imam mazhab juga memenui kontroversi. Masalah mendasar yang menjadi kontroversi dalam kajian ini adalah meneliti dan memahami pemikiran-pemikiran imam madzhab dalam hal istinbat}h hukumnya dan penilaian terhadap syarat-syarat kehakiman. imam Abu Hanifah berpendapat, boleh perempuan menjabat sebagai hakim dalam masalah keperdataan karena diqiya s dengan bolehnya kesaksian perempuan dalam masalah tersebut dan ia tidak mensyaratkan hakim harus laki-laki. Sedangkan menurut imam asy-Syafi\'i berpendapat tidak boleh perempuan menjabat sebagai hakim secara mutlak, karena syarat-syarat sahnya kekuasaan kehakiman harus laki-laki, berdasarkan surat an-Nisa (03) : 34 dan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Bakrah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan penjelasan, analisa dan penilaian terhadap syarat-syarat orang yang akan menjabat sebagai hakim dalam hal kekuasaan kehakiman dari sudut pandang wacana pemikiran ulama mazhab serta mengutarakan istinbat}h hukum yang digunakan oleh kedua imam tersebut. Menurut jenisnya penelitian ini termasuk penelitian kualitatif (kepustakaan), sifat penelitian yang digunakan adalah diskriptif-analisis-komparatif, dengan menggunakan metode pendekatan sosio-historis dan menggunakan metode berfikir induktif, sehingga penelitian ini diharapkan menghasilkan beberapa kajian keilmuan yang bermanfaat. Kesimpulan penelitian ini adalah untuk mencari relevansi di antara kedua pendapat di atas dalam konteks keindonesiaan, serta sesuai dengan falsafah undangundang kehakiman yang berlaku di Indonesia, sehingga dalam penelitian ini pendapat yang dianggap relevan dan cocok dalam undang-undang kehakiman di Indonesia adalah pendapatnya imAm Abu Hanifah serta dilakukan modifikasi hukum yang sesuai dengan jiwa masyarakat Indonesia saat ini.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Cth. Pembimbing : Prof. Dr. Susiknan Azhari M.A. Ahmad Bahiej SH., M.Hum.
Uncontrolled Keywords: hakim perempuan, Imam Abu Hanifah, Imam Asy-Syafi\'i
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:44
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3409

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum