PENOLAKAN KIAI TERHADAP KESENIAN LUDRUK DAN PEMBANGKANGAN MASYARAKAT (Studi di Desa Mandala, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep)

MOH. IHSAN, NIM : 12520042 (2018) PENOLAKAN KIAI TERHADAP KESENIAN LUDRUK DAN PEMBANGKANGAN MASYARAKAT (Studi di Desa Mandala, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (PENOLAKAN KIAI TERHADAP KESENIAN LUDRUK DAN PEMBANGKANGAN MASYARAKAT (Studi di Desa Mandala, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep))
12520042_BAB I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR_PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (PENOLAKAN KIAI TERHADAP KESENIAN LUDRUK DAN PEMBANGKANGAN MASYARAKAT (Studi di Desa Mandala, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep))
12520042_BAB II_S.D._SEBELUM_BAB_TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Kesenian ludruk merupakan teater rakyat, yang sejak tahun 1930 hingga sekarang masih populer dikalangan masyarakat Madura. Ludruk di Desa Mandala dikemas dengan bahasa Madura sehingga mudah dipahami oleh masyarakat. Masyarakat Desa Mandala 95% beragama Islam. Hubungan antara islam dan kesenian tidak selalu harmonis walaupun agama dan seni secara empiris mempunyai hubungan yang erat, baik dalam segi makna maupun nilai. Kesenian ludruk di Desa Mandala memunculkan beragam respon dari masyarakat, kiai sebagai tokoh agama melakukan penolakan terhadap pertunjukan ludruk. Ludruk dinilai sebagai suatu hal yang melanggar hukum Islam. Maka dari itu penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penolakan kiai terhadap kesenian ludruk dan pembangkangan masyarakat di Desa Mandala, Rubaru, Sumenep. Metode yang digunakan dalam penelitian “Penolakan Kiai Terhadap Kesenian Ludruk Dan Pembangkangan Masyarakat” adalah metode kualitatif dengan cara mengumpulkan data berupa hasil observasi dan wawancara di Desa Mandala, Rubaru, Sumenep. Observasi dilakukan guna mengetahui gambaran umum wilayah kajian, sedangkan wawancara dilakukan sebagai cara untuk menggali informasi dari beberapa informan terkait respon masyarakat dan kiai terhadap kesenian Ludruk. Data yang diperoleh dari observasi dan wawancara, kemudian dianalisis dengan pedekatan Antropologi dan konsep yang digagas oleh Clifford Gertz yaitu kebudayaan sebagai sistem makna dan simbol. Peneliti menemukan adanya ketegangan antara agama dengan budaya. Penolakan yang dilakukan oleh kiai adalah atas dasar hukum Islam, kiai memaknai kesenian ludruk sebagai hal yang buruk serta ladang maksiat yang merugikan kehidupan masyarakat. Masyarakat merespon sikap kiai sebagai hal yang wajar, sebab mereka meyakini bahwa penolakan tersebut adalah persoalan selera dan perbedaan tingkat religiusitas. Penolakan yang dilakukan oleh kiai tidak menyurutkan minat masyarakat untuk tetap menyelenggarakan ludruk dalam berbagai acara, salah satu hal yang dilakukan masyarakat Mandala adalah dengan melakukan musyawarah kepada kedua belah pihak. Hal tersebut dilakukan sebagai sikap saling menghormati dalam kehidupan beragama dan bersosial. Kata Kunci : Agama, Kiai, Ludruk

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Ahmad Salehudin, S.Th.I., M.A
Uncontrolled Keywords: Agama, Kiai, Ludruk
Subjects: Kesenian
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Studi Agama Agama (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 16 Apr 2019 08:35
Last Modified: 16 Apr 2019 08:35
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34181

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum