HUKUM MEMELIHARA ANJING MENURUT PARA TOKOH NAHDLATUL ULAMA (NU) DAN TOKOH PERSATUAN ISLAM (PERSIS)

M MUQRONUL FAIZ, NIM. 13360019 (2018) HUKUM MEMELIHARA ANJING MENURUT PARA TOKOH NAHDLATUL ULAMA (NU) DAN TOKOH PERSATUAN ISLAM (PERSIS). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (HUKUM MEMELIHARA ANJING MENURUT PARA TOKOH NAHDLATUL ULAMA (NU) DAN TOKOH PERSATUAN ISLAM (PERSIS))
13360019_BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (10MB) | Preview
[img] Text (HUKUM MEMELIHARA ANJING MENURUT PARA TOKOH NAHDLATUL ULAMA (NU) DAN TOKOH PERSATUAN ISLAM (PERSIS))
13360019_BAB-II_III_IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Islam mengajarkan manusia untuk senantiasa mencukupi dan memenuhi kebutuhan individu, masyarakat, dan kebutuhan lainnya. Islam menyandarkan dasar-dasar pokok melalui al-Qur‟an dan Hadis sebagaimana juga pembahasan pemeliharaan anjing. Al-maidah: 04 secara tersirat membolehkan pemeliharaan anjing sebagai hewan berburu. Beberapa hadis juga telah menyebutkan kebolehan memelihara anjing sebagai hewan berburu, menjaga ternak dan menjaga kebun. Begitu juga ulama mazhab empat tidak berbeda pendapat atas kebolehan memelihara anjing tersebut, namun tidak pada pemeliharaan selain yang telah disebutkan. Perbedaan pendapat ulama mazhab juga terdapat pada soal kenajisan anjing antara yang najis keseluruhan maupun hanya air liurnya saja. Begitu juga pada dua organisasi masyarakat Islam di Indonesia yang berbeda manhaj dalam pendiriannya, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Persatuan Islam (Persis). Organisasi tersebut juga berbeda pendapat atas kenajisan anjing yang telah diputuskan secara kelembagaan oleh kedua organisasi tersebut, namun tidak pada pemeliharaan anjing. Berangkat dari perbedaan tersebut, serta tidak adanya pembahasan mengenai pemeliharaan anjing yang diputuskan secara kelembagaan, maka dalam penelitian ini penyusun akan fokus membahas hukum memelihara anjing menurut para tokoh NU dan tokoh Persis. Pada penelitian ini penyusun menggunakan penelitian lepangan (field research). Data primer, penyusun mengambil dari wawancara dengan teknik purposive sampling dari NU dan Persis. Selain itu data juga diperoleh dari literatur yang berhubungan atau yang digunakan oleh narasumber dalam membahas hukum memelihara anjing. Penelitian ini bersifat ekspalnasi dengan pendekatan usul fiqh dan sosiologis, sedangkan untuk menganalisis penyusun menggunakan Ijtihad Hukum, Tagayur al-ahkam, dan Sosiologi Hukum. Hasil dari penelitian ini adalah para tokoh NU dan Persis secara umum berpendapat atas hukum memelihara anjing adalah Haram kecuali untuk berburu, menjaga ternak, kebun, dan rumah. Namun Persis memberikan syarat anjing yang ditempatkan di luar rumah, sedangkan NU memberikan syarat harus adanya lingkungan yang menerima akan pemeliharaan anjing tersebut. Perbedaan yang mendasar antara tokoh NU dan Persis dalam hukum memelihara anjing adalah perbedaan metodologi istinbat hukum. Para tokoh NU menggunkan metode qauly dan ilhaqy ketika mencari hukum memelihara anjing yang selaras dengan ijtihad intiqa’i dalam istilahnya Yusuf Qardawi. Sedangkan Persis, menggunkan metode beristidlal dengan Hadis yang senada dengan ijtihad insya’i milik Yusuf Qardawi saat mengemukaan hukum memelihara anjing. Hasil penelitian berikutnya ialah adanya bangunan pemikiran yang mempengaruhi para tokoh NU dan Persis dari manhaj masing-masing organisasi pada hukum memelihara anjing.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Gusnam Haris, S.Ag., M.Ag,
Uncontrolled Keywords: Memelihara Anjing, Ijtihad Hukum, Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam, Tagayus al-Ahkam, Sosiologi Hukum.
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 28 Mar 2019 10:13
Last Modified: 28 Mar 2019 10:13
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34203

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum