MODEL PEMBELAJARAN TUNAGRAHITA (Studi Multisitus di SLB Negeri 1 Bantul dan SLB Negeri 2 Yogyakarta)

Norma Yunaini, NIM. 16204080003 (2019) MODEL PEMBELAJARAN TUNAGRAHITA (Studi Multisitus di SLB Negeri 1 Bantul dan SLB Negeri 2 Yogyakarta). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (MODEL PEMBELAJARAN TUNAGRAHITA (Studi Multisitus di SLB Negeri 1 Bantul dan SLB Negeri 2 Yogyakarta))
16204080003_BAB I_BAB V.pdf - Published Version

Download (23MB) | Preview
[img] Text (MODEL PEMBELAJARAN TUNAGRAHITA (Studi Multisitus di SLB Negeri 1 Bantul dan SLB Negeri 2 Yogyakarta))
16204080003_BAB II_BAB III_BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (39MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab tiga pertanyaan penting yaitu pertama, desain model pembelajaran tunagrahita. Kedua penerapan model pembelajaran tunagrahita. Ketiga, hasil penerapan model pembelajaran tunagrahita di SLB Negeri 2 Yogyakarta dan SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta. Penelitian ini penting, karena memahami pembelajaran anak tunagrahita sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya, untuk mencapai pembelajaran yang optimal. Jenis penelitian ini yaitu bersifat kualitatif dengan pendekatan studi multisitus (multisite study). Teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara terstruktur, dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan data. Penelitian ini menghasilkan tiga kesimpulan yaitu pertama, Model pembelajaran yang diterapkan oleh kedua sekolah yaitu: 1) model pembelajaran klasikal. 2) model pembelajaran konstektual. 3) model pembelajaran langsung. Pada prosesnya disertakan media pembelajaran konkrit serta mudah ditemukan, dan mudah digunakan. Kedua. Pada tahapan pembelajarannya dari kedua sekolah terdapat lima fase yang menonjol. 1) fase orientasi yaitu guru memberikan gambaran kegiatan pembelajaran dan memberikan orientasi terhadap materi yang akan dipelajari. 2) fase presentasi yaitu guru menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau keterampilan. 3) fase latihan terstruktur. 4) fase latihan terbimbing yaitu anak diberikan kesempatan untuk berlatih konsep dan keterampilan serta menerapkan pengetahuan ke situasi kehidupan nyata. 5) fase latihan mandiri, secara spesifik, pengembangan program dilakukan melalui aspekaspek kegiatan bina diri. Ketiga, berdasarkan hasil observasi, dokumentasi dan wawancara terhadap guru dan siswa. pada hasil penerapan ditemukan model pembelajaran kontekstual lebih relevan untuk pembelajaran tunagrahita, Model pembelajaran ini memberikan pengalaman nyata pada siswa tunagrahita yang sulit untuk berfikir abstrak. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran kontekstual terhadap siswa tunagrahita secara praktek tidak sepenuhnya memberikan dampak peningkatan hasil belajar siswa, apabila tidak dilakukan secara terus-menerus. Hasil dari penerapan model pembelajaran yang diterapkan guru yaitu, siswa mampu untuk membaca meski belum dalam katagori lancar, siswa mampu berhitung sederhana, dan siswa mampu melakukan kegiatan mandiri.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Muqowim, M.Ag
Uncontrolled Keywords: Model Pembelajaran, Tunagrahita Ringan, Tunagrahita Sedang
Subjects: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Pendidikan Guru MI > Guru Kelas
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 10 Apr 2019 08:54
Last Modified: 10 Apr 2019 08:54
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34453

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum