KONSEP TAZKIYAH DALAM AL-QUR’AN (ANALISIS SEMANTIK ATAS KATA ZAKĀ DAN DERIVASINYA)

INAYATUL MAS’ADAH, NIM. 14530029 (2018) KONSEP TAZKIYAH DALAM AL-QUR’AN (ANALISIS SEMANTIK ATAS KATA ZAKĀ DAN DERIVASINYA). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KONSEP TAZKIYAH DALAM AL-QUR’AN (ANALISIS SEMANTIK ATAS KATA ZAKĀ DAN DERIVASINYA))
14530029_BAB I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (KONSEP TAZKIYAH DALAM AL-QUR’AN (ANALISIS SEMANTIK ATAS KATA ZAKĀ DAN DERIVASINYA))
14530029_BAB_II_S.D._SEBELUM_BAB_TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

Sifat al-Qur‟an yang ṣaḥīḥ li kulli zamān wa makān bisa dipahami bahwa kandungannya yang meliputi lafal-lafal ataupun kosakata mengalami atau memiliki arah perkembangan makna yang signifikan. Perkembangan kosakata al-Qur‟an yang dinamis memungkinkan untuk terjadinya kesalahan atau kekurangtepatan dalam memahami maknanya. Oleh karena itu, sangat penting kiranya untuk mengetahui makna kosakata secara menyeluruh agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami maksud al-Qur‟an. Di samping itu, perubahan semantik akibat perubahan masyarakat dan sejarah serta penafsiran relatif dan subjektif atas simbol-simbol linguistik sangat mungkin terjadi dalam bahasa. Sehingga, harus disadari benar bahwa apa yang berhubungan dengan makna dalam kaitannya dengan bahasa tidak sepenuhnya menjamin ketepatan ilmiah, terlebih makna-makna yang memuat kebenaran mutlak dan objektif. Dari sekian banyak kandungan ajaran al-Qur‟an, salah satunya adalah ajaran untuk menyucikan diri (tazkiyah). Allah SWT. bersumpah sebanyak sebelas kali dalam suatu surah al-Qur‟an bahwasannya kebaikan dan keberuntungan seorang hamba bergantung pada penyucian dirinya. Banyaknya sumpah ini menunjukkan betapa kuatnya ajaran tersebut. Untuk menyatakan kesucian diri, di dalam al-Qur‟an digunakanlah lafal zakā ataupun derivasinya. Tidak hanya pada satu surah, isyarat untuk menyucikan diri juga tersebar pada ayat-ayat lainnya di dalam al-Qur‟an. Di sini, penulis melihat bahwa menarik untuk meneliti kata tersebut dengan menggunakan metode semantik guna menggali makna zakā itu sendiri sehingga diperoleh ruh universalitasnya. Dalam upaya menjawabnya, penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis melalui pendekatan semantik terbatas, yang bertujuan untuk menjelaskan makna kata zakā dan derivasinya berdasar pada asal kata dan ayat-ayat dari masing-masing kata tersebut. Penelitian ini menunjukkan bahwa lafal zakā dan derivasinya di dalam al-Qur‟an yang menunjukkan pada makna penyucian merujuk pada kesucian jiwa atau nafs (لٗظ ). Tazkiyah ini merupakan penyucian yang puncak bagi seorang hamba, karena tidak hanya menyucikan secara lahir saja tapi juga batin. Lafal zakā digunakan untuk menyatakan hal yang positif, kecuali pada satu kasus yang merupakan celaan Allah taʻālā terhadap orang-orang yang menganggap dirinya suci. Orang-orang ini beranggapan bahwa diri mereka suci baik dari dosa maupun kesalahan. Di samping itu, Lafal zakā juga memiliki sinonimitas dengan kata lainnya yang di antara lafal-lafal tersebut terdapat persamaan dan juga perbedaan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. H. Muhammad Yusron, M.A.
Uncontrolled Keywords: tazkiyah dalam al-qur’an, analisis semantic, kata zakā dan derivasinya
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 12 Apr 2019 14:32
Last Modified: 12 Apr 2019 14:32
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34568

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum