RESEPSI ESTETIS TERHADAP AL-QUR’AN DALAM TERJEMAH AL-QUR’AN BAHASA BANJAR

NOR ISTIQOMAH, NIM. 1620510038 (2019) RESEPSI ESTETIS TERHADAP AL-QUR’AN DALAM TERJEMAH AL-QUR’AN BAHASA BANJAR. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (RESEPSI ESTETIS TERHADAP AL-QUR’AN DALAM TERJEMAH AL-QUR’AN BAHASA BANJAR)
1620510038_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (7MB) | Preview
[img] Text (RESEPSI ESTETIS TERHADAP AL-QUR’AN DALAM TERJEMAH AL-QUR’AN BAHASA BANJAR)
1620510038_BAB-II_SAMPAI_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (11MB)

Abstract

Kemunculan Al-Qur’an dan Terjemahnya Bahasa Banjar merupakan al- Qur’an terjemah pertama dalam masyarakat Banjar. Selain itu, kehadiran Al- Qur’an dan Terjemahnya Bahasa Banjar diharapkan oleh pengarangnya agar lebih mudah memahami agama lewat pesan al-Qur’an serta mampu mengakumulasi perbendaharaan kata dan kalimat sehingga lebih mudah dipahami oleh para penuturnya yang berbeda karakteristiknya dari kitab-kitab sebelumnya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui karakteristik penerjemahan al-Qur’an ke dalam bahasa Banjar dan melihat wujud-wujud resepsi dalam penerjemahan tersebut. Karakteristik penerjemahan dipertegas dengan menggunakan teori-teori tentang penerjemahan Peter Newmark untuk menganalisis teknik-teknik, metode, dan ideologi yang digunakan. Metode dan teknik-teknik yang digunakan untuk mengkonklusikan kecenderungan ideologi penerjemahan. Adapun untuk melihat wujud-wujud resepsi al-Qur’an digunakan teori resepsi estetis Hans Robert Jauss. Dalam hal ini, teori resepsi digunakan untuk membaca teks terjemahan al-Qur’an, yang ditulis oleh penerjemah sebagai pengarng, lalu melihat cara pengarang menanggapi teks tersebut. Selain itu, kajian tentang epistemologi bayani, burhani, dan ‘irfani juga dikemukakan sebagai salah satu teori untuk menentukan pola pikir pemahaman pengarang dalam melakukan resepsi. Untuk itu, kajian ini menggunakan metode analisis deskriptif-interpretatif agar dapat dipahami secara sistematis dan objektif, serta dapat ditelaah secara mendalam. Terjemah al-Qur’an bahasa Banjar cenderung diterjemahkan secara literal, yang terdeteksi lewat struktur kalimat dan penerjemahan secara keseluruhan, maupun pada kata per kata yang lebih kecil. Metode yang digunakan ialah metode literal dan ideologi yang digunakan ialah ideologi domestikasi. Terjemah al- Qur’an bahasa Banjar memiliki dua bentuk, yaitu kitab dan aplikasi digital, sedangkan bentuk nonfisiknya berupa gaya bahasa dan ekspresi. Gaya bahasa ditunjukkan dengan bahasa-bahasa retorika dan tindak tutur bahasa. Demikian pula dengan bentuk ekspresi, ekspresi kekaguman, kemarahan, kelembutan dan sebagainya banyak ditemukan. Bahkan ayat-ayat ditransformasikan ke dalam penjelasan-penjelasan khusus. Dengan melihat banyak contoh-contoh uraiannya, penerjemah terlihat menggunakan metode bayani yang dideteksi dari catatancatatan yang dijelaskan dengan ilmu kebahasaan, konteks sosio-historis, istinbat hukum, dan sebagainya. Adapun fungsi penerjemahan menganut fungsi al-bayan. Key words: penerjemahan al-Qur’an, bahasa Banja

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Hj. Adib Sofia, S.S., M.Hum.,
Uncontrolled Keywords: penerjemahan al-Qur’an, bahasa Banjar, Al-Qur’an dan Terjemahnya Bahasa Banjar, resepsi al-Qur’an.
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S2)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 07 May 2019 10:02
Last Modified: 07 May 2019 10:02
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34947

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum