ISLAMISASI PANTURA OLEH MBAH SARIDIN PADA ABAD KE-17 M

Feri Taufik, NIM: 14120092 (2019) ISLAMISASI PANTURA OLEH MBAH SARIDIN PADA ABAD KE-17 M. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (ISLAMISASI PANTURA OLEH MBAH SARIDIN PADA ABAD KE-17 M)
14120092_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (ISLAMISASI PANTURA OLEH MBAH SARIDIN PADA ABAD KE-17 M)
14120092_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (612kB)

Abstract

Nama Saridin dalam struktur kehidupan masyarakat Pantura populer dengan berbagai keanehan sikap dan perilakunya. Ia juga meninggalkan berbagai ajaran yang masih melekat dalam masyarakat lokal di Pantura. Melalui sedikit ucapan namun memiliki arti mendalam. Di antara ucapan Mbah Saridin adalah, “Ojo njupuk nek ora dikonkon, ojo jaluk nek ora diwe’i” (Jangan mengambil kalau tidak disuruh, jangan meminta kalau tidak dikasih). Sebuah ajaran yang mengedepankan kejujuran, keikhlasan, dan kemandirian. Secara garis besar, Mbah Saridin mampu memadukan ajaran agama dan budaya yang memunculkan jejak agama rakyat di daerah Pantura. Ia menjadi representasi dari tokoh yang berani memperjuangkan kebenaran bahkan tidak gentar melawan ketidakadilan secara lugu dan menghindari kekerasan ketika berhadapan dengan siapapun termasuk pihak penguasa di Kadipaten Pati pada abad ke-17 M. Eksistensi Mbah Saridin dalam berdakwah agama Islam mampu menggunakan budaya sebagai ikhtiar mengaktualisasikan nilai-nilai kearifan masyarakat Pantura. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologi untuk mengungkapkan nilai-nilai, gaya hidup, sistem kepercayaan yang mendasari perilaku tokoh sejarah. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori budaya sosial yang dikemukakan oleh Erving Goffman. Menurutnya, peranan sosial adalah salah satu konsep sosiologi yang paling sentral didefinisikan dalam pengertian norma-norma perilaku yang diterapkan dari orang yang menduduki posisi tertentu dalam struktur sosial. Sementara itu, metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang meliputi empat tahap: heuristik (pengumpulan sumber), Verifikasi (pengujian sumber), interpretasi (analisis), historiografi (penulisan). Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa Mbah Saridin dalam berdakwah mampu mengetahui keselarasan pembentukan karakter dan praktik keberagaman masyarakat Pantura pada masanya. Dakwah Mbah Saridin sejatinya menekankan tentang pentingnya memberi ruang bagi tradisi lokal dan pemaknaan yang luas atas nilai keislaman. Sejatinya Mbah Saridin menawarkan sebuah cara pandang tentang nilai agama yang dapat menjadi referensi dan mampu mengaplikasikan nilai-nilai agama yang diketahui.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Zuhrotul Latifah , S.Ag. M.Hum
Uncontrolled Keywords: Dakwah, Mbah Saridin, Pantura
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 05 Nov 2019 10:18
Last Modified: 05 Nov 2019 10:18
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35072

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum