RESILIENSI SOSIAL DIFABEL BARU DI DESA TRIMURTI (Studi pada Difabel di Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta)

AHMAD ISMAWAN, NIM : 15720028 (2019) RESILIENSI SOSIAL DIFABEL BARU DI DESA TRIMURTI (Studi pada Difabel di Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta). Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (RESILIENSI SOSIAL DIFABEL BARU DI DESA TRIMURTI (Studi pada Difabel di Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta))
15720028_BAB I_ V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Submitted Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (RESILIENSI SOSIAL DIFABEL BARU DI DESA TRIMURTI (Studi pada Difabel di Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta))
15720028_BAB II_III _BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (870kB)

Abstract

Desa Trimurti memiliki warga disabilitas sebanyak 138 difabel. Difabel baru merupakan orang yang awalnya merupakan orang able kemudian mengalami kecelakaan, sakit keras atau trauma yang membuat dirinya menjadi seorang difabel. Difabel baru mengalami keterpurukan setelah menjadi seorang difabel. Akan tetapi difabel baru di Desa Trimurti dapat membangun kembali kehidupannya setelah menjadi seorang difabel baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran pranata sosial mendukung resiliensi difabel baru. Penelitian ini menggunakan teori resiliensi sosial. Resiliensi merupakan kemampuan untuk menjaga keadaan tetap stabil meski mengalami gangguan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik pengolahan data pada penelitian ini menggunakan analisis reduksi data data dan pengambilan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pranata sosial yang mendukung resiliensi difabel adalah keluarga, masyarakat dan pemerintah. Keluarga menjadi tempat pertama difabel baru mendapatkan pendidikan, kesehatan, keagamaan, nilai kebudayaan dan ekonomi. Masyarakat terdiri dari tetangga, teman, lingkungan kerja. Masyarakat menjadi tempat menerapkan nilai-nilai pendidikan, keagamaan dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh difabel. Pemerintah berperan untuk menyediakan sekolah luar biasa dan bekerja sama dengan yayasan mendirikan lembaga pelatihan bagi difabel. Lingkungan ramah difabel merupakan lingkungan yang memiliki infrstruktur yang aksesibel untuk difabel, masyarakat yang menjunjung tinggi toleransi serta penyusunan dan pelaksanaan peraturan kebijakan yang melibatkan peran difabel.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Astri Hanjarwati, S.Sos, M.A.
Uncontrolled Keywords: difabel baru, resiliensi, masyarakat
Subjects: Sosiologi
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora > Sosiologi (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 12 Jul 2019 10:57
Last Modified: 12 Jul 2019 10:57
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35659

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum