STUDI TERHADAP PEMIKIRAN IBNU HAZM TENTANG KRITERIA KAFA'AH DALAM PERNIKAHAN

TRJANTO, NIM. 01351138 (2005) STUDI TERHADAP PEMIKIRAN IBNU HAZM TENTANG KRITERIA KAFA'AH DALAM PERNIKAHAN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (STUDI TERHADAP PEMIKIRAN IBNU HAZM TENTANG KRITERIA KAFA'AH DALAM PERNIKAHAN)
01351138-BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (7MB) | Preview
[img] Text (STUDI TERHADAP PEMIKIRAN IBNU HAZM TENTANG KRITERIA KAFA'AH DALAM PERNIKAHAN)
01351138-BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

Pemikahan merupakan suatu hal yang sangat penting. Pemikahan dalam Islam bertujuan untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Salah satu hal yang berkaitan erat dengan pemikahan adalah kafii'ah (kesepadanan) antara · calon suami clan istri, yang berfungsi untuk mendukung tujuan tersebut. lbnu Hazm dalam menetapkan kriteria kafi'ah berbeda dengan kebanyakan ulama. Menurut Ibnu Hazm, kafi'ah tidak ada dalam Islam, kalaupun ada kafii'ah hanya berlaku dalam agama saja. Pendapat Ibnu Hazm mengenai kriteria kafii'ah tersebut merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dikaji. Hal tersebut memberikan kesempatan kepada penyusun untuk mengungkap konsepsi kafi'ah menurut Ibnu Hazm dengan cara mengkaji istinbat hukwn yang digunakan serta relevansi dengan praktek di Indonesia. Dikarenakan kajian ini adalah kajian literatur, maka pendekatan yang digunakan dalam kajian ini adalah pendekatan normatif, yaitu pendekatan berdasarkan pada konsep syariah, kaidah UljW fiqh clan kaidah fiqh yang bertujuan untuk menganalisa konsep kafii' ah menurut Ibnu Hazm. Berdasarkan metode yang digunakan, maka terungkaplah bahwa secara formal Ibnu Hazm tidak mengakui adanya kafi'ah, tetapi secara esensial ia mengakuinya, yakni dalam hal keagamaan. Menurutnya, hal persamaan derajat dan status sosial sebenamya tidak ada dalam Islam. Semua orang sekufu' dengan yang lainnya.Siapapun Iaki-Iaki muslim sekufu' dengan perempuan muslimah selama ia tidak berbuat zina. Sekalipun muslim yang sangat fasik, asalkan tidak berzina ia adalah sekufu' dengan wanita Islam yang baik, demikian juga muslim yang baik sekufu' dengan muslimah yang fasik asal bukan perempuan pezina. Adapun relevansi pemikiran Ibnu Hazm dalam konteks ke-Indonesia-an dipandang reJevan, karena di. Indonesia bukan sikap religiusita'i yang dimaksudkan dalam kriteria agama, tetapi hanya sebatas ikhtilif a<i-<ifn.. sebagaimana pendapat Ibnu Hazm.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: DR. AINUR ROFIQ, M.AG
Uncontrolled Keywords: Ibnu Hazm, Perkawinan
Subjects: Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 22 Jul 2019 15:20
Last Modified: 22 Jul 2019 15:20
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35971

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum