AKAL DALAM PANDANGAN AL-FARABI

ALI MAHMUD, NIM: 01510576 (2006) AKAL DALAM PANDANGAN AL-FARABI. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (AKAL DALAM PANDANGAN AL-FARABI)
01510576_BAB_I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR_PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (AKAL DALAM PANDANGAN AL-FARABI)
01510576_BAB_II_S.D_BAB_SEBELUM_TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Keberadaan manusia di permukaan bumi ini merupakan salah satu makhluk di antara sekian banyak makhluk lainnya. Ia (manusia) memiliki kedudukan (derajad) tertinggi dengan ciri pembeda utama yaitu Akalnya. Oleh karenanya manusia mampu mengatasi alam. Peranan akal tersebut mendapatkan tempat yang tinggi di dalam Islam. Dengan berangkat dari berbagai ayat al-Quran yang menganjurkan kepada manusia untuk banyak menggunakan akalnya, para fuqoha, mutakallimin, dan filosof muslim menempatkan peranan akal dalam porsi yang berbeda-beda di antara yang tersebut diatas, para filosof memberikan penghargaan tertinggi terhadap akal. Demikian juga halnya dengan al-Farabi (seorang tokoh filosof muslim yang memiliki kemampuan itu menjangkau kebenaran, dan kebenaran akal termasuk tidak berbeda dengan kebenaran yang dicapai oleh wahyu). Maka untuk itu penulis sangat tertarik untuk mengkaji konsep akal menurut al-Farabi karena problematika akal merupakan masalah yang sangat mendasar pada manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling unik dan sempurna. Skripsi ini menggunakan metode deskriptif analisis, secara metodelogis penelitian ini bagian dari penelitian yang menggunakan pendekatan historis filosofis. Pendekatan historis ini adalah penelitian mengenai pendidikan seseorang, sifat-sifat, watak pengaruh lingkungan maupun pemikiran dan ide dari subyek serta pembentukan watak tokoh. Dengan memakai sumber data primer yaitu kitab karya al-Farabi "Arau ahli Al-madinatu Al-Fadilatu" adapun data sekunder terdiri dari buku-buku, kamus, tulisan, ataupun karya-karya yang secara sepesifik membahas tentang pemikiran al-Farabi. Secara epistemologis bagaimanakah pemaduan antara akal dan wahyu yang menurutnya tidak mungkin bertentangan. Pembahasan akal dalam pandangan al-Farabi meliputi: Tuhan sebagai akal mumi, akal-akal samawi, dan akal manusia. Tuhan dikatakan sebagai akal mumi karena Dia adalah dzat yang tidak berupa materi dan tidak berada dalam materi. Dia adalah sebab awal, namun terpisah dengan segala kejamakan. Oleh karenanya teori penciptaan dalam pandangan al-Farabi dengan jalan emanasi. Kelompok akal-akal samawi terdiri dari sepuluh wujud akal munfarid dan sembilan jisim planet yang merupakan rangkaian proses emanasi samawi, di antara keaneka ragaman wujud-wujud yang berada di permukaan bumi tersebut maka manusia merupakan suatu wujud dengan derajad tertinggi. Adapun mengenai akal manusia, al-Farabi membaginya ke dalam tingkatan, yakni: akal potensial, akal aktif, dan perolehan. Akal potensi sebagai tingkatan akal terendah, ia belum memiliki kemampuan untuk menangkap obyek-obyek pemikiran. Ia baru berupa potensi yang siap menangkapnya tanpa adanya pengaruh dari akal fa'al (akal mufarik yang kesepuluh). Akal manusia telah mampu mengadakan hubungan dengan akal fa'al yang juga merupakan sumber wahyu bagi kenabian. Oleh karenanya kebenaran yang dicapai oleh perolehan tersebut, menurut al-Farabi, tidak berbeda dengan kebenaran yang dibawa oleh wahyu. Dari segi ini maka menurut al-Farabi, akal tidak mungkin bertentangan dengan wahyu.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr.Syaifan Nur, M.A - Alim Roswantoro, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: AKAL, AL-FARABI
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 24 Jul 2019 10:30
Last Modified: 24 Jul 2019 10:30
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35988

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum