TIPOLOGI PEMIKIRAN POLITIK DAN KEAGAMAAN ABDURRAHMAN WAHID TAHUN 1999-2001

AHMAD KHOLISH, NIM. 00510089 (2006) TIPOLOGI PEMIKIRAN POLITIK DAN KEAGAMAAN ABDURRAHMAN WAHID TAHUN 1999-2001. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (TIPOLOGI PEMIKIRAN POLITIK DAN KEAGAMAAN ABDURRAHMAN WAHID TAHUN 1999-2001)
00510089_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (TIPOLOGI PEMIKIRAN POLITIK DAN KEAGAMAAN ABDURRAHMAN WAHID TAHUN 1999-2001)
00510089_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Latar belakang yang kental dengan syarat tradisi pesantren membentuk dan menjadikan Abdurrahman Wahid betul-betul memahami agama, lebih-lebih ada wadah NU sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Sehingga dari sini sebenamya besar harapan umat Islam terlebih warga NU untuk bisa mengembangkan "sayap" untuk perkembangan Islam. Posisinya serta karir dalam kancah politik mampu menjadikan dia sebagai orang nomor satu di Indonesia (Presiden) pada tahun 1999-2001. Namun posisi ini tidak menjadikan dia terninabobokkan olehjabatan yang sedang diembannya. Ide dan gagasan besar selalu muncul dan ada dalam diri dia akan kepentingan umat manusia di Indonesia secara umum, walaupun memang banyak sekali respon yang ada akibat dari statemen yang dianggap kontroversi oleh masyarakat umum atas doktrin agama yang ada selama ini dipercaya. Dengan pendekatan historis sebagai upaya penelusuran pemahaman atas makna dengan apa yang teijadi, baik itu dari Abdurrahman Wahid sebagai personal (memahami biografi baik Jatar belakang pendidikan, karya-karya serta karangan intelektual dan ilmiah, maupun buku-buku yang dibaca), juga nilai historis dari persoalan yang muncul. Deskriptik analitik sebagai metode yang digunakan dalam memberikan persoalan secara gamblang yang kemudian dianalisa sesuai dengan data-data yang ada adalah metode terbaik .dalam penulisan skripsi ini, karena dengan mengekplorasi persoalan-persoalan yang ada dari Abdurrahman Wahid diharapkan bisa menjadikan analisis yang dilakukan lebih obyektif dan medekati denganmaksud yang sebenamya. Persolan Tap MPR No.:XXV/MPRS/1966, yang oleh Abdurrahman Wahid harus ditinjau kembali, halalnya Ajinomoto yang mengandung unsur babi (Porcine), Iegalitas Khonghucu dan perayaan Imlek di Indonesia serta membagun hubungan dagang dengan Israel adalah upaya Abdurrahman Wahid dalam memberikan pengakuan terhadap hak dan kepentingan manusia. Perbedaan pandangan dalam memandang dan memberikan kebijakan adalah suatu hal wajar, tapi yang terpenting adalah kebijakan tersebut demi kabaikan bersama. Abdurrahman Wahid ketika menjadi seorang Presiden tahun (1999-2001) sangatlah proporsional menempatkan persoalan, walaupun dia sendiri adalah seorang agamawan. Sikap Humanis yang dimilikinya, membuatnya menjadi pemimpin yang memiliki Pemikiran Inklusive dalam beragama. Sikap yang Inklusive ini bisa dilihat dari maksud pemyataan-pemyataannya dalam kasuskasus ketika dia menjadi Presiden. Sebagai seorang agamawan sekaligus penguasa, pemikiran politik dan keagamaan Abdurrahman Wahid sangatlah mngedepankan aspek kebangsaan bukan golongan, dan itu bisa dilihat dari sikapnya yang selalu memikirkan mereka yang tertindas dan "sengsara".

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: 1. Shofiyullah, Mz, MAg 2. H. Zuhri, M.Ag
Uncontrolled Keywords: Agama, politik, Gus Dur, Abdurrahman Wahid
Subjects: Politik dan Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah Filsafat (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 26 Jul 2019 08:38
Last Modified: 26 Jul 2019 08:38
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36110

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum