PENAFSIRAN AYAT-AYAT POLIGAMI PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAHRUR

DULBASIR, NIM: 9953 3157 (2006) PENAFSIRAN AYAT-AYAT POLIGAMI PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAHRUR. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PENAFSIRAN AYAT-AYAT POLIGAMI PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAHRUR)
BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (PENAFSIRAN AYAT-AYAT POLIGAMI PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAHRUR)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (10MB)

Abstract

Polemik wacana poligami dalam pcrspektiflslam tidak pemah mengalami kebuntuan, laksana air sclalu mengalir kc scla-sela permukaan yang lebih rendah. Tidak banyak orang yang dapat melepaskan diri dari tendensi pribadinytt dalam mcnafsirkan ayat yang sama, yakni QS. Al-Nisa' (4]:3 sebagai rujukan poligami. Muhammad Syahrur cukup membuktikan asumsi itu, dalam perspektifnya ia telah melakukan kritik baik terhadap mufassir klasik maupun pemikir modem sebagai bentuk ketidakpuasan atas konscp poligami yang ditawarkan mereka. Syahrtir mclakukan penafsiran ulang terhadap QS. Al-Nisa'[4]:3 yang berbeda dengan penafsiran yang ada selama ini. Pokok masalah yang diangkat dalam pcnelitian ini adalah pertama, bagaimana pcnafsiran ayat-ayat poligami menurut Muhammad Syahrtir? Kcdua, Bagaimana kontekstualisasi atas penafsiran poligaminya itu? Untuk mencapai tujuan tcrscbut, pcneliti menggunakan mctode deskriptif-analitik. Metode deskripsi digunakan untuk mcmberikan gambaran data yang ada scrta memberikan pcnjclasan penafsirannya, dan anaiisis digunakan untuk memeriksa secara konsepsional atas makna yang dikandung dan istilah-istilah yang digunakan dalam kaitannya dengan penafsiran ayat-ayat poligami. Berdasarkan metode tersebut, terungkaplah bahwa poligami menurut Syahrtir adalah dianjurkan dan tidak ada ayat-ayat Al-qur'an yang mengharamkannya. Ayat-ayat poligami scbagai ayat ftududiyyah mengandung batas-batas penetapan hukum, baik yang bersifat kuantitatif (!wdiid al-kallJ) maupun yang bersifat kualitatif (/Judiid al-kaif). Kapan poligami dibolehkan dan kapan ia dilarang? Pembolehan poligami harus dengan syarat para janda yang mcmpunyai anak yatim, karena kontcks dari ayat itu adalah pemeliharaan anak yatirn. Dcmikian juga, pcmbcrlakuan poligami harus melihat kondisi sosio­ kultural masyarakat setcmpat dan bersifat temporal. Kajian ini merupakan suatu kajian pcnafsiran Al-qur'an tentang poligami dalam perspektif Muhammad Syahrur yang dilandasi oleh adanya fenomena baru dalam penafsirannya. Pada gilirannya, kajian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalarn mcmpcrkaya diskursus poli'gami dan scbagai tawaran altematif dalam mcnyclesaikan polemik wacana poligami di Indonesia.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. H. Muhammad Fahmi, M.Hum
Uncontrolled Keywords: AYAT-AYAT POLIGAMI, MUHAMMAD SYAHRUR
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 19 Aug 2019 13:00
Last Modified: 19 Aug 2019 13:00
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36374

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum