TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KEABSAHAN SALAT DENGAN MENGGUNAKAN RUKUH TRANSPARAN

SITI CHOIRUNISAH, NIM. 99350576 (2003) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KEABSAHAN SALAT DENGAN MENGGUNAKAN RUKUH TRANSPARAN. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KEABSAHAN SALAT DENGAN MENGGUNAKAN RUKUH TRANSPARAN) BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (5MB) | Preview
	Text (TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KEABSAHAN SALAT DENGAN MENGGUNAKAN RUKUH TRANSPARAN) BAB II, III, IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (5MB)

Abstract

Penelitian yang berjudul Tinjauan hukum Islam terhadap keabsahan salat dengan menggunakan rukuh transparan bertujuan untuk, a. Mengetahui akibat hukum salat bagi pengguna rukuh transparan. b. Mengetahui pandangan Ulama kontemporer terhadap penggunaan rukuh transparan. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kepustakaan (JibTBlJ' research) dengan mempelajari dan menelaah bahan-bahan yang tertulis, seperti: buku, majalah jurnal, surat kabar yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas untuk memperoleh data yang lengkap dengan dukungan sumber-sumber lain yang terkait. Tipe penelitian ini adalah prescriptif. Secara singkat penelitian ini bertujuan untuk memberikan penilaian tentang hukum rukuh transparan dan merumuskan akibat hukum salat terhadap penggunaan rukuh transparan. Oleh karena jenisnya adalah literer maka datanya dengan memakai teknik dokumentasi. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Ide dasar menggunakan rukuh adalah untuk menutup aurat agar tidak dapat dilihat walau oleh yangbersangkutan sendiri. Dengan menggunakan rukuh salah satu syarat salat sudah terpenuhi, dengan ketentuan penutupannya dllakukan dengan sempurna, kecuali ada beberapa hal yang menyebabkan tidak terpenuhi aturan penutupan tersebut. Rukuh transparan yang masih memperlihatkan warna kulit dan lekuk tubuh belum bisa dikatakan sebagai busana salat yang sempuma, karena masih memperlihatkan bagian tubuh. yang seharusnya ditutup. Oleh karena itu rukuh transparan belum bisa memenuhi syarat untuk digunakan dalam salat. Bagi pengguna rukuh transparan akibat hukum yang akan diterima yaitu salatnya tidak sah karena tidak tertutupnya aurat yang merupakan syarat sah salat. Menutup aurat dalam salat harus dilaksanakan dalam berbagai keadaan kecuali, ada keringanan yang telah ditentukan oleh agama. Menggunakan rukuh transparan lebih cenderung pada perbuatan maksiat dan mungkar karena dapat menimbulkan fitnah. 2. Islam sebagai agama universal yang mempunyai sifat melingkupi segala aspek kehidupan manusia juga mempunyai batasan-batasan tentang busana salat, walaupml terdapat kebebasan untuk memilih mode rukuh. Abdul Halim Abu Syuqqah mengatakan bahwa: Islam tidak melarang perempuan untuk mengikuti mode, asalkan mode tersebut tidak keluar dari fungsi dasar sebagai penutup aurat. Sedangkan kemudahan yang diminta oleh perempuan yang bekerja Untuk menggunakan rukuh transparan karena membutuhkannya, bukanlah kemudahan yang telah digariskan oleh syari ', karena masih banyak rukuh lain yang masih dapat digunakan walaupun dalam penggunaannya sedikit menyulitkan. Hal ini untuk membiasakan perempuan pada kebiasaan yang paling sempurna. Para Ulama kontemporer berkomentar tentang busana bahwa, batasan busana bagi perempuan sangatlah sederhana yaitu menutup aurat seperti yang telah digariskan oleh agama Islam. Akan tetapi pada implementasinya batasan tersebut sering tidak diperhatikan oleh sebagian kaum perempuan. Seperti rukuh transparan yang masih memperlihatkan aurat karena tipisnya bahan rukuh tersebut. Jadi, Ulama kontemporer tidak membenarkan penggunaan rukuh transparan yang masih memperlihatkan warna kulit dan lekuk tubuh.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item