SENI HADRAH ABABIL DI PONDOK PESANTREN AL-LUQMANIYYAH UMBULHARJO, YOGYAKARTA, TAHUN 2001 - 2019 M (STUDI PERBANDINGAN ANTARA BANJARI DENGAN HABSYI)

ALI BURHAN SUKRONI, NIM> 12120035 (2019) SENI HADRAH ABABIL DI PONDOK PESANTREN AL-LUQMANIYYAH UMBULHARJO, YOGYAKARTA, TAHUN 2001 - 2019 M (STUDI PERBANDINGAN ANTARA BANJARI DENGAN HABSYI). Skripsi thesis, FAKULTAS ADAB DAN BUDAYA.

[img]
Preview
Text (SENI HADRAH ABABIL DI PONDOK PESANTREN AL-LUQMANIYYAH UMBULHARJO, YOGYAKARTA, TAHUN 2001 - 2019 M (STUDI PERBANDINGAN ANTARA BANJARI DENGAN HABSYI))
12120035_BAB-1_V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (17MB) | Preview
[img] Text (SENI HADRAH ABABIL DI PONDOK PESANTREN AL-LUQMANIYYAH UMBULHARJO, YOGYAKARTA, TAHUN 2001 - 2019 M (STUDI PERBANDINGAN ANTARA BANJARI DENGAN HABSYI))
12120035_BAB-II_Sampai_Bab_Terakhir.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (19MB)

Abstract

Hadrah Ababil di PP Al-Luqmaniyyah, Umbulharjo, Yogyakarta yang digagas oleh KH. Najib Salimi sampai sekarang tetap terjaga. Mulai tahun 2001- 2007 M seni hadrah Ababil menggunakan gaya Banjari, seiring dengan perkembangan zaman sejak tahun 2008–2019 M seni hadrah Ababil mengalami perkembangan yang semula menggunakan gaya Banjari berganti dengan gaya Habsyi. Ada tiga fokus pembahasan utama dalam penelitian ini. Pertama, mengapa dibentuk seni hadrah Ababil di PP Al-Luqmaniyyah, Umbulharjo, Yogyakarta. Kedua, bagaimana perkembangan seni hadrah Ababil di PP Al- Luqmaniyyah, Umbulharjo, Yogyakarta. Ketiga, bagaimana persamaan dan perbedaan Banjari dengan Habsyi seni hadrah Ababil di PP Al-Luqmaniyyah, Umbulharjo, Yogyakarta. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan Antropologi. Adapun teori yang digunakan yaitu teori fungsionalisme tentang kebudayaan yang dipelopori Bronislaw Malinowski, dalam teori ini dijelaskan bahwa fungsi kebudayaan adalah segala aktivitas kebudayaan itu sebenarnya bermaksud untuk memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri makhluk manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya.Sumber data primer dalam penelitian ini diambil dari hasil wawancara dengan ketua PP Al-Luqmaniyyah dan pembimbing seni hadrah Ababil. Sedangkan sumber data sekunder diambil dari buku-buku maupun literatur yang berkaitan dengan objek kajian. Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti menunjukan bawa: Pertama, Seni hadrah Ababil pertama kali dibentuk pada tahun 2001 oleh KH. Najib Salimi selaku pendiri Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah, Umbulharjo, Yogyakarta. Seni hadrah Ababil itu sendiri dibentuk untuk mempertahankan seni musik Islam yang sudah ada sejak perkembangan Islam di Indonesia. Kedua, Perkembangan seni hadrah Ababil di PP Al-Luqmaniyyah pada awal terbentuknya tahun 2001-2007 selalu menampilkan gaya Banjari yaitu gaya seni musik Islam tradisional, seiring perkembangan zaman untuk menjaga eksistensi seni hadrah Ababil pada tahun 2008 mengalami perkembangan dari gaya musik Islam tradisional berubah menjadi gaya Habsyi yang lebih modern dan bertahan sampai sekarang. Ketiga, persamaan dan perbedaan Banjari dengan Habsyi seni hadrah Ababil di PP Al- Luqmaniyyah yaitu persamaan Banjari dengan Habsyi yaitu pada dasarnya membaca bacaan yang sama seperti membaca Syaraful Anam, Ad-Dibai, Al- Barzanji, dan Simtud Durar. Kemudian perbedaan Banjari dengan Habsyi adalah terletak pada peralatan yang digunakan dimana Banjari hanya menggunkan rebana dan bass sedangkan Habsyi menggunakan peralatan yang lebih lengkap yaitu rebana, bass duduk, tung/tam, marawis/ketapak, dan ciri utamanya adalah chalti.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Sujadi, MA.
Uncontrolled Keywords: Seni Hadrah Ababil
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 25 Nov 2019 09:16
Last Modified: 25 Nov 2019 09:16
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36631

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum