FENOMENA RITUAL “NGALAP BERKAH” ANTAR PASANGAN SUAMI ISTRI YANG BERBEDA DI GUNUNG KEMUKUS

Siti Nur Hidayati, S.Sos., NIM . 1620311013 (2019) FENOMENA RITUAL “NGALAP BERKAH” ANTAR PASANGAN SUAMI ISTRI YANG BERBEDA DI GUNUNG KEMUKUS. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (FENOMENA RITUAL “NGALAP BERKAH” ANTAR PASANGAN SUAMI ISTRI YANG BERBEDA DI GUNUNG KEMUKUS)
1620311013-BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (21MB) | Preview
[img] Text (FENOMENA RITUAL “NGALAP BERKAH” ANTAR PASANGAN SUAMI ISTRI YANG BERBEDA DI GUNUNG KEMUKUS)
1620311013- BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (10MB)

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai Fenomena Ritual “Ngalap Berkah” Antar Pasangan Suami Istri Yang Berbeda Di Gunung Kemukus. penelitian ini berangkat dari salah satu tempat petilasan yang masih eksis dijadikan tempat melaksanakan tirakat bagi sebagian orang yang menyebut dirinya kejawen. Ajaran kejawen merupakan keyakinan dan ritual campuran dari agama-agama formal dengan pemujaan terhadap kekuatan alam. Salah satu ritual yang tetap eksis dilakukan oleh kaum kejawen adalah melakukan ziarah, bagi sebagian orang Jawa, ziarah merupakan bentuk lain dari tirakat. Salah satu tempat petilasan yang dijadikan tempat melaksanakan tirakat adalah Makan Pangeran Samudro atau lebih dikenal khalayak dengan sebutan Gunung Kemukus. Objek wisata Gunung Kemukus menjadi kajian yang cukup menarik untuk ditelaah lebih jauh karena kesakralan makam Pangeran Samudro dan kisah yang beredar di tengah masyarakat terkait keyakinan tentang ritual ngalap berkah yang seringkali dikaitkan dengan hubungan seksual dengan bukan pasangan sah dan legal serta selalu dikaitan dengan kekayaan. Selanjutnya penelitian ini ingin menjawab tiga pertanyaan berikut: pertama, Mengapa terjadi fenomena ritual ngalap berkah di Kemukus? kedua, Bagaimana proses ritual ngalap berkah dilakukan? dan ketiga, Bagaimana respon masyarakat sekitar Gunung Kemukus berkaitan dengan ritual yang ada di Gunung Kemukus? Pertanyaan pertama mengenai, fenomena ritual ngalap berkah di Kemukus dilihat dengan teori struktural fungsional dari Talcot Parsons. Selanjutnya pertanyaan kedua mengenai, tatacara proses ritual ngalap berkah di Gunung Kemukus dan pertanyaan terakhir terkait respon positif dan negatif dari masyarakat berkaitan dengan ritual ritual ngalap berkah yang terjadi di Gunung Kemukus, terjawab dengan metode wawancara kepada beberapa sumber data primer dan sekunder dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan sosiologis, yakni sebuah pendekatan yang dilakukan untuk melihat dan mempelajari bagaimana peziarah memahami fenomena ritual ngalap berkah sebagai sebuah alat untuk mewujudkan hajat. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa ritual ngalap berkah di Gunung Kemukus tetap ada hingga hari ini dikarenakan beberapa faktor, yakni yang pertama faktor mitologi, kelanggengan jabatan, dan ekonomi yang mana kesemua faktor saling berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga satu faktor dan lainnya saling menjaga hal-hal yang berkaitan dengan ritual untuk tetap ada dan bertahan hingga sekarang. Ritual ngalap berkah pada awalnya dilakukan oleh pasangan yang sah dan legal, namun lambat laun hal tersebut memudar dikarenakan seiring berjalanya waktu peziarah ngalap berkah yang datang di Gunung Kemukus berasal dari berbagai daerah dan kalangan termasuk pria yang sudah menikah, ibu rumah tangga, dan sepasang suami-istri maupun seorang dengan status lajang. Perubahan atau pergeseran tersebut menunjukkan bahwasanya proses adaptasi bukan hanya saja berkutat pada penyesuain individu terhadap lingkungan tapi juga sebaliknya, bagaimana menyesuaikan kondisi lingkungan agar sesuai dengan kebutuhan individu. Seberti halnya pergeseran ritual ngalap berkah yang terjadi sekarang ini bukan lagi dengan pasangan sah dan legal. Kemudian tatacara proses ritual ngalap berkah diawali dengan mandi atau bersuci di sendang ontrowulan yang mana apabila kegiatan tersebut dibenturkan dalam ajaran agama Islam serupa dengan thaharah, kemudian melafalkan do‟a di makam Pangeran Samudro baru ditutup dengan ritual nyepi, yakni melakukan ritual ngalap berkah dengan rekan ziarah di rumah-rumah singgah sekitaran lokasi. Ritual ngalap berkah menuai respon negatif di sebagian besar masyarakat, sebab menurut masyarakat luas ritual ngalap berkah sangtlah bertentangan dengan norma dan agama, namun disebagian kecil peziarah yang menyakini adanya ritual ngalap berkah sebagai perantara yang wajib dilaksankan sebai wujud keyakinan terhadap berkah dari Pangeran Samudro.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Ali Sodiqin, MA
Uncontrolled Keywords: Fenomena Ritual Ngalap Berkah, Makam Pangeran Samudro, Gunung Kemukus.
Subjects: Hukum Islam
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Hukum Islam
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 16 Dec 2019 14:13
Last Modified: 16 Dec 2019 14:13
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37010

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum