NARASI EKOFEMINIS DEWI CANDRANINGRUM DAN NISSA WARGADIPURA

Sityi Maesarotul Qoriah, NIM. 17200010155 (2019) NARASI EKOFEMINIS DEWI CANDRANINGRUM DAN NISSA WARGADIPURA. Masters thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (NARASI EKOFEMINIS DEWI CANDRANINGRUM DAN NISSA WARGADIPURA)
17200010155_BAB-1_VI_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (NARASI EKOFEMINIS DEWI CANDRANINGRUM DAN NISSA WARGADIPURA)
17200010155_BAB-II_sampai_BAB-V.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (910kB)

Abstract

Ekofeminisme memandang bahwa perempuan dan alam memiliki keterkaitan yang erat, karena keduanya dalam sistem patriarkal diposisikan sebagai objek yang pantas dan layak untuk didominasi dan dieksploitasi. Ekofeminisme menegaskan bahwa bukan hanya tugas perempuan dalam aksi penyelamatan alam dari kerusakan, akan tetapi, menjaga kelestarian alam sudah semestinya menjadi tanggung jawab manusia. Seorang ekofeminis akan terus menyebarkan nilai-nilai ekofeminisme kepada sesama feminis maupun kepada khalayak lebih luas, melalui kelas-kelas akademik ataupun kelas umum yang melibatkan masyarakat dengan berbagai cara dan praktik yang berbeda. Namun, tujuannya sama, yaitu penyelamatan dan pembebasan perempuan dan alam dari segala bentuk penindasan. Sehingga, yang hendak dicapai adalah keadilan sosial dan keadilan ekologis. Penelitian ini menggunakan teori ekofeminisme sebagai basic theory. Teori ekofeminisme digunakan agar penulis dapat mengidentifikasi bagaimana cara pandang dan praktik kedua ekofeminis. Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kualitatif dan kajian life story (cerita hidup). Teknik pengumpulan data adalah melalui wawancara, pengumpulan dokumen pribadi berupa jurnal, memoar (lukisan) dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan kedua narasumber. Selain itu pengumpulan data melalui observasi dan live in (tinggal langsung di kediaman Nissa Wargadipura dan mengikuti kelas-kelasnya Dewi Candraningrum). Hasil penelitian ini adalah kedua ekofeminis memiliki pandangan dan praktik ekofeminisme yang berbeda, karena perbedaan latar belakang aktivisme keduanya. Dewi Candraningrum memandang bahwa ekofeminisme merupakan jalan baru bagi para feminis yang tidak hanya melihat akar penindasan perempuan, akan tetapi fokus juga terhadap kelompok minoritas. Selain itu, penting juga bagi manusia untuk bersama-sama memikirkan bagaimana nasib dan keberlanjutan bumi. Sebagai scholar, ekofeminisme bagi Dewi Candraningrum menjadi perjalanan diskursus dan perjalanan spiritualnya yang banyak dipengaruhi oleh pemahaman tentang ibu bumi dari perempuan Kendeng. Sehingga, Dewi Candraningrum dapat diklasifikasikan sebagai ekofeminis spritual, yaitu spiritualitas hijau (green spirituality for all religion). Sementara Nissa Wargadipura, memandang bahwa ekofeminisme adalah bagaimana cara dirinya memuliakan alam dan menjadi pemelihara benih. Karena menurutnya itu adalah tujuan dan tanggung jawabnya terhadap keberlangsungan kehidupan manusia di masa depan. Juga sebagai bentuk kecintaannya terhadap tanah dan air. Cara pandang Nissa Wargadipura terhadap ekofeminisme berpengaruh terhadap praktik ekofeminismenya, yaitu Nissa Wargadipura memilih untuk mengembangkan kembali sistem pertanian berbasis ekologi yang menjadi kurikulum pendidikan di Pesantren Ekologi Ath-Thaariq dan Sekolah Ekologi Leuser.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Nina Mariani Noor, SS., MA
Uncontrolled Keywords: Perempuan dan Alam, Ekofeminisme, Ekologi, Diskursus, Spiritualitas
Subjects: Pendidikan > Pendidikan Karakter
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Interdisciplinary Islamic Studies > Islam dan Kajian Jender
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 30 Dec 2019 14:20
Last Modified: 30 Dec 2019 14:20
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37139

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum