PANAI’ DALAM TRADISI PERKAWINAN MASYARAKAT MUSLIM BUGIS

NURJANNAH SEWWA, NIM. 15350055 (2019) PANAI’ DALAM TRADISI PERKAWINAN MASYARAKAT MUSLIM BUGIS. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PANAI’ DALAM TRADISI PERKAWINAN MASYARAKAT MUSLIM BUGIS)
15350055_BAB-I_BAB-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (7MB) | Preview
[img] Text (PANAI’ DALAM TRADISI PERKAWINAN MASYARAKAT MUSLIM BUGIS)
15350055_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

Mahar ialah pemberian wajib dari laki-laki terhadap perempuan tersebut berupa sesuatu yang dapat diambil manfaatnya. Masyarakat muslim Bugis tak hanya menggunakan mahar sebagai pemberian wajib dalam perkawinan namun ada juga pemberian wajib lain yang harus terpenuhi yaitu panai’ yang dijadikan sebagai landasan utama sebelum terjadinya suatu perkawinan. Panai’ merupakan pemberian berupa uang yang wajib dari pihak laki-laki, digunakan untuk belanja acara resepsi oleh pihak perempuan dengan nominal yang cukup banyak. Adapun pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana panai’ dan tradisi dalam perkawinan masyarakat muslim Bugis dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap panai’ dan tradisi dalam perkawinan masyarakat muslim Bugis. Jenis penelitian ini tergolong penelitian lapangan (field research), dengan menggunakan pendekatan normatif dan sosiologis. penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat muslim Bugis di Desa Baru, Kec. Luyo, Kab. Polewali Mandar Sulawesi Barat. Dilihat dari sifatnya, penelitian ini termasuk penelitian preskriptif, yaitu penelitian yang digunakan untuk mengetahui pandangan masyarakat muslim Bugis tentang panai’ dan tradisi dalam perkawinan masyarakat muslim Bugis kemudian ditinjau kesesuaiannya dengan hukum Islam. Adapun sumber data dari penelitian ini didapatkan dari wawancara dengan beberapa masyarakat muslim Bugis seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, dan orangtua anak yang akan menikah, dokumentasi, observasi dan penelusuran referensi/studi pustaka. Adapun pemahaman masyarakat muslim Bugis tentang panai’ terdiri atas tiga pendapat yaitu masyarakat yang setuju adanya panai’, sebab panai’ dan tradisi dijadikan sebagai bentuk penghargaan keluarga laki-laki kepada keluarga perempuan sebagaimana telah merawat dan mendidik anaknya, masyarakat yang tidak setuju jika panai’ berlaku di masyarakat sebab bisa menyebabkan dampak bagi pihak lain jika tidak disanggupi atas permintaan dari pihak perempuan akibatnya pelamaran gagal dan tidak direstui dan sebagian masyarakat bolehboleh saja jika panai’ dipertahankan dan diberlakukan sebagai tradisi yang diteruskan oleh generasi selanjutnya secara turun termurun. Berdasarkan tinjauan Hukum Islam maka pelaksanaan panai’ di Desa Baru tidak ada ketentuan yang mengatur tentang panai’, jika ditinjau secara sosiologi, panai’ dapat dikatakan sebagai fenomena sosial karena pada tataran implementasinya dapat menimbulkan ketegangan sosial diantara kedua belah pihak keluarga dan menimbulakan rasa gengsi dikalangan masyarakatnya. Penetapan panai’ dalam tradisi perkawinan masyarakat muslim Bugis termasuk dalam ‘Urf fᾱsid karena secara normatif tidak diatur dalam nas dan kaidah-kaidah dasar dalam syara’.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: SITI DJAZIMAH, S.Ag., M.SI.
Uncontrolled Keywords: Mahar, Hibah, Hadiah dalam Perkawinan, Panai’ dalam tradisi perkawinan Masyarakat Muslim Bugis
Subjects: Hukum Islam > Fiqih > Pernikahan > Mas Kawin / Mahar
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 22 Jan 2020 09:03
Last Modified: 22 Jan 2020 09:03
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37559

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum