TAFSIR SIMBOLIK AL-NAISABURI DALAM GARA'IB AL-QUR'AN WA RAGA'IB AL-FURQAN

AHMAD JAENI, NIM. 00530034 (2006) TAFSIR SIMBOLIK AL-NAISABURI DALAM GARA'IB AL-QUR'AN WA RAGA'IB AL-FURQAN. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (TAFSIR SIMBOLIK AL-NAISABURI DALAM GARA'IB AL-QUR'AN WA RAGA'IB AL-FURQAN)
00530034__BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (TAFSIR SIMBOLIK AL-NAISABURI DALAM GARA'IB AL-QUR'AN WA RAGA'IB AL-FURQAN)
00530034__BAB-II_SAMPAI_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (9MB)

Abstract

Tafsir sufi sebagai salah satu genre dalam dunia penafsiran yang dikembangkan oleh kaum sufi tampaknya beJum mendapat perhatian yang memadai. Kenyataan ini dimungkinkan karena metode simboliknya yang masih sering mengundang kontroversi. Kontroversi muncul akibat pendekatan yang selama ini dipakai selalu menghadapkan secara dikotomik antara suft na-?arldan h,yiri, belurn pada upaya untuk memahami gagasan simboliknya dalam kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan metode tersebut dalam lingkungan kaum suft itu sendiri. Atas Jatar belakang inilah, penelitian ini dilakukan pada karya tafsir Gara7ib al-Qur'an wa Raga7ib ai-Furqan, karya NiZftm al-Din al-Naisaouri~ sebuah karya yang masih jarang dijamah, padahal dimensi simboliknya cukup nyata mewamai kitab tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian literer yang sumber primemya adalah kitab tafsir Gara7ib ai-Qur'aiz 1-t-·a Raga7ib ai-Furqa1z, karya Ni~m ai-Din ai-Naisaouri~ Mengingat keterbatasan penulis menjangkau karyanya yang lain, penelitian ini hanya ditumpukan pada kitab tafsimya. Dengan metode pembacaan deskriptifinterpretatif terhadap sumber referensi, dipandu dengan perspektif simbolisme sufi dan masih dalam kerangka hermeneutik al-Qur'an ('ulum al-Qur'an), penelitian ini dijalankan. Penelitian ini berakhir pada sebuah kesimpulan bahwa al-Naisabur1lebih banyak mendasarkan penafsiran simboliknya pada tradisi sastra dan teosofi yang berkembang di lingkungan kaum sufi. Berbeda dengan para mufassir sufi umumnya yang meletakkan dasar-dasar penafsiran simbolik pada rujukan hadis yang membedakan ayat-ayat al-Qur'an dalam empat kategori, Zf1hir, batjn, hadd dan matfa', al-Naisabur1 meletakkan kerangka hermeneutik simboliknya pada landasan ontologis, bahwa dunia ini terbagi menjadi dua yaitu: dw1ia persepsi ('alam al-.~yahaaah) dan dunia misteri ('alam al-gaib). Masing-masing saling meJengkapi dan hubungan antara keduanya hams dibina secara harmoni. Dalam dataran teks, pembedaan iai menurookan pembedaan level teks antara yang lahir (.:phir)dan yang batin (baljn). Dengan demikian, yang lahir menjadi simbol atau tanda yang menunjukkan mak11a simboliknya. Pembedaan ini juga tidak dipandang secara oposisional, melainkan sebagai dua sisi yang saling melengkapi. Dalam konstruk metode penafsirannya, pandangan tersebut menurunkan apa yang disebutnya sebagai tafsir dan takwil. Tafsir mewakili penafsiran literal (taf'iir al- :phir) sedangkan takwil merepresentasikan penafsiran simbolik (la.f.~·ir i.syari). Lewat penafsiran literal ai-Naisaouri-banyak menunjukkan kecendrungan corak rasionalnya dengan melakukan dua langkah anal isis, yaitu analisis redaksional (alhuh.u~· u!-laf.:jah) dan analisis isi kandungan teks (al-buh_u.~ a/-ma'naw~vah). Sementara penafsiran simboliknya merupakan bagian langkah terakhir dari proses penafsirannya yang digunakan untuk mengintrodusir ajaran-ajaran tasawuf Karakterisik penafsiran simbolik al~NaisaourClebih lanjut tampak dalam prinsipprinsip simbohsmenya yang banyak dipengaruhi oleh wawasan kosmologi dan sastra sufi. Pengaruh wawasan kosmologi sufi misalnya terlihat dalam pandangannya bahwa alam dunia luar atau jagad raya (makrokosmis) adalah pencitraan dari alam dunia dalam dari diri manusia (mikrokosmis). Pandangan ini mengandaikan pengkaitan teks-teks yang berbicara tentang alatn raya dengan unsur-unsur latpifdalam diri manusia. Misalnya, langit dihubungkan dengan hati (sama7 al-qalb) dan bumi dihubungkan denganjiwa (arcJ.al-nafs). Sedangkan pengaruh dari tradisi sastra sufi tampak dalam pandangan al-NaisaourC bahwa dunia bentuk (alam al-~rah) memiliki kesesuaian dalam dunia makna ( 'alam alma 'naJ dan dunia makna memiliki hakikat dalam dunia yang hak, yaitu gaib al-gaib. Prinsip inilah yang membawa penafsiran simboliknya selalu mengkaitkan fenomena makna lahiriyah teks dengan unsur-sunsur /atpif manusia dalam dunia makna, dan selanjunya menghubungkan unsur-unsur latp{f tersebut dengan Realitas Yang Maha Hak dalam dunia misteri di atas misteri (gaib al-gaib). Kenyataan tersebut sekaligus menempatkan al-Naisaouri-lebih sebagai seorang ahli takwil yang mampu mentransmusikan makna literal teks ke dalam makna simboliknya dengan menggali berbagai khazanah kaum sufi yang pemah hidup dalam sejarah, daripada sebagai seorang mufassir sufi yang semata-mata mendasarkan penafsiran simboliknya pada pengetahuan kasyf. Kata Kunci: Tafsir Simbolik, Gara'ib Al-Qur'an wa Raga'ib Al-Furqan

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. Muhammad Mansur, M. Ag. Ahmad Baidowi, S.Ag., M.Si.
Uncontrolled Keywords: Tafsir Simbolik, Gara'ib Al-Qur'an wa Raga'ib Al-Furqan
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 12 Jun 2020 13:38
Last Modified: 12 Jun 2020 13:38
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37841

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum