TRADISI PUASA ARAFAH DI PP NURUL JADID (KAJIAN LIVING HADIS)

M. Basyir Faiz Maimun Sholeh, NIM. 15551008 (2019) TRADISI PUASA ARAFAH DI PP NURUL JADID (KAJIAN LIVING HADIS). Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TRADISI PUASA ARAFAH DI PP NURUL JADID (KAJIAN LIVING HADIS))
15551008_BAB_I_BAB_V_DAFTAR_PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (TRADISI PUASA ARAFAH DI PP NURUL JADID (KAJIAN LIVING HADIS))
15551008_BAB_II_S.D._BAB_IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (7MB)

Abstract

Skripsi ini membahas tentang rangkaian fenomena sosial dan budaya dalam suatu kalangan masyarakat yang bersinggungan dengan hadis. Studi terhadap tradisi macam ini dalam ranah kajian hadis disebut dengan Living Hadis. Adapun lokasi yang menjadi titik fokus penlitian ini ialah Pondok Pesantren Nurul Jadid, yang beralamat di Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Selama bertahun-tahun, lembaga pendidikan ini terus senantiasa mempraktekkan ritual tertentu dengan ibadah puasa sebagai pijakan utama pada setiap tanggal 9 Dzulhijjah yang kemudian lebih dikenal dengan istilah Puasa Arafah. Dalam penelitan ini, fokus pembahasan lebih ditekankan pada penjelasan tentang tujuan-tujuan yang dicanangkan oleh PP Nurul Jadid dengan mewajibkan santrinya menunaikan Puasa Arafah dan makna Puasa Arafah bagi PP Nurul Jadid. Metode yang digunakan dalam menelusuri kedua hal tersebut adalah observasi ke lokasi pelaksanaan ritual dengan mengandalkan wawancara kepada pihak-pihak terkait serta mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengannya. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis secara interpretatif dengan pendekatan sosiologis, hingga akhirnya dituliskan dalam skripsi ini secara deskriptif-kualitatif. Dengan menggunakan Teori Fungsionalis Emile Durkheim, ditemukanlah tiga perkara yang menjadikan tradisi ini dapat terus bertahan. Rinciannya adalah sebagai Tradisi Pesantren, Pemupuk Kepekaan Sosial, dan Penanam Nilai Kebersamaan. Untuk poin pertama itu selaras dengan dua sila panca kesadaran santri yang menjadi dasar dan prinsip bagi PP Nurul Jadid, yakni kesadaran beragama dan kesadaran berilmu. Sedangkan poin kedua dan ketiga itu sejalan dengan satu sila lainnya, yakni kesadaran bermasyarakat. Bagian terpenting dalam pelaksanaan ritual ini adalah penyampaian hikmah kepada para santri. Dengan menyadari hikmahnya rangkaian ibadah mereka itu takkan berlalu begitu saja, tanpa perubahan apa-apa sebagaimana tujuan pesantren yang tercantum dalam fungsi sosial di atas. Namun demikian, tujuan-tujuan tersebut tercapai bukan hanya melalui tradisi ini. Ada kegiatankegiatan pesantren lain yang bertujuan serupa, namun dengan teknis dan taktis yang berbeda. Melalui serangkaian kegiatan tersebut kemudian para santri dapat memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan oleh pondok pesantren

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. Indal Abror, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Emile Durkheim, sosial budaya, pesantren
Subjects: Pendidikan Islam (Pesantren)
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Hadis (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 03 Feb 2020 15:52
Last Modified: 03 Feb 2020 15:52
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37951

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum