PEMIKIRAN KI AGENG SURYOMENTARAM TENTANG RASIO KERUKUNAN: KAJIAN SOSIOLOGIS ATAS EKSISTENSIALISME RASA

Akhmad Faozi, NIM. 12540079 (2019) PEMIKIRAN KI AGENG SURYOMENTARAM TENTANG RASIO KERUKUNAN: KAJIAN SOSIOLOGIS ATAS EKSISTENSIALISME RASA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PEMIKIRAN KI AGENG SURYOMENTARAM TENTANG RASIO KERUKUNAN: KAJIAN SOSIOLOGIS ATAS EKSISTENSIALISME RASA)
12540079_BAB-I_BAB-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (7MB) | Preview
[img] Text (PEMIKIRAN KI AGENG SURYOMENTARAM TENTANG RASIO KERUKUNAN: KAJIAN SOSIOLOGIS ATAS EKSISTENSIALISME RASA)
12540079_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

Konflik, peperangan dan kekerasan adalah tema sentral dalam sosiologi. Mengkaji fenomena konflik ini dapat dilakukan dengan beragam pendekatan sosiologis. Dengan alasan masih maraknya konflik dan kekerasan di Indonesia, serta adanya keterlupaan akan ‘epistemologi’ lokal, Ki Ageng Suryomentaram melalui rasio kerukunannya penting diteliti. Rumusan masalah, berfokus pada: Bagaimana latar sosio-historis, lahirnya sosok dan pemikiran Ki Ageng Suryomentaram? Bagaimana konsep dasar masyarakat menurut Ki Ageng Suryomentaram? Bagaimana epistemologi, konsep dan aplikasi ‘rasio kerukunan’ Ki Ageng Suryomentaram? Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif berbasis data literatur atau pustaka. Sumber data didapatkan dari teks-teks karya Ki Ageng Suryomentaram sebagai data utama, dan teks-teks pendukung sebagai data pelengkap. Pendekatan teoretis yang digunakan adalah fenomenologi eksistensial Martin Heidegger. Sebagai hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa Ki Ageng Suryomentaram adalah seorang pencari makna diri manusia yang, melalui usahanya yang panjang melahirkan kawruh jiwa. Sebuah pengetahuan tentang hakikat kebahagiaan. Masyarakat menurut Ki Ageng Suryomentaram terbagi menjadi dua golongan: masyarakat saling mengungguli dan masyarakat yang rukun-bahagia. Rasio kerukunan dibutuhkan untuk mewujudkan ‘masyarakat yang rukun-bahagia’. Rasio kerukunan dapat ditandai dengan lima sikap diri: Pertama, membentuk subyek-eksis melalui mawas diri atau pangawikan pribadi. Kedua, berkesadaran “sama” dengan subyek-eksis lain. Ketiga, mempertemukan bahasa dan makna dalam berkomunikasi atau pethukan. Keempat, ruang komunikasi yang deliberatif atau yang disebut dengan junggringan. Kelima, welas asih terhadap semua.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Prof. Dr. Phil. Al Makin M. A
Uncontrolled Keywords: Ki Ageng Suryomentrama, manusia, kerukunan, kawruh jiwa
Subjects: AGAMA - SAINS - BUDAYA
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Sosiologi Agama (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 04 Feb 2020 13:49
Last Modified: 04 Feb 2020 13:49
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37964

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum