PEMAKSAAN SEKSUAL SUAMI TERHADAP ISTRI (Studi Komparatif Antara Hukum Perkawinan Islam dan UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga)

AULIA PUSPASARI NIM. 05360037, (2010) PEMAKSAAN SEKSUAL SUAMI TERHADAP ISTRI (Studi Komparatif Antara Hukum Perkawinan Islam dan UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (PEMAKSAAN SEKSUAL SUAMI TERHADAP ISTRI (Studi Komparatif Antara Hukum Perkawinan Islam dan UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga))
BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (719kB) | Preview
[img] Text (PEMAKSAAN SEKSUAL SUAMI TERHADAP ISTRI (Studi Komparatif Antara Hukum Perkawinan Islam dan UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga))
BAB II,III,IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (242kB)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg
Restricted to Repository staff only

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg
Restricted to Repository staff only

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg
Restricted to Repository staff only

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg
Restricted to Repository staff only

Download (0B)

Abstract

Perkawinan adalah akad atau perjanjian yang sangat serius, kuat (mitsqan ghalan), mengandung nilai-nilai transendental (Ilahiyah), dilakukan secara sadar oleh laki-laki dan perempuan guna membentuk keluarga yang pelaksanaannya didasarkan pada kerelaan dan kesepakatan di antara kedua belah pihak. Melalui perkawinan, pasangan suami-istri akan meletakkan pondasi bangunan baru dalam mewujudkan kehidupan rumah tangga bahagia (sa'adah), sejahtera (sakinah), berlandaskan kasih sayang (mawaddah wa rahmah), serta wahana persemaian keturunan yang legal (hifz an-nasl). Untuk yang terakhir ini, dalam prakteknya di masyarakat ternyata masih dijumpai pola relasi antara suami-istri yang timpang dan tidak seimbang. Ketimpangan dan ketidakseimbangan tersebut sering kali berangkat dari pemahaman dan penafsiran teks keagamaan yang bias gender. Pemahaman bahwa wanita (istri) dalam keadaan apa pun harus memenuhi keinginan seksual suami dan jika istri menolak ajakan seks suaminya, maka ia dikatakan berdosa besar kerap kali dijadikan alat legitimasi atas nama agama. Dengan demikian, menjadi wajar jika kemudian terjadi pemaksaan seksual suami terhadap istri yang seharusnya di antara keduanya saling menggauli dengan caracara yang ma'ruf dan penuh kasih sayang. Dengan adanya kenyataan itulah, maka penyusun melakukan penelitian mengenai pemaksaan seksual suami terhadap istri menurut pandangan hukum perkawinan Islam dan UU No. 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Metode dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research) dengan melakukaan penelaahan terhadap sumber-sumber tertulis baik berbentuk undang-undang, kitab-kitab fiqh maupun sumber tertulis lain yang membahas tentang tema penelitian ini. Pendekatan yang dipilih adalah yuridis-normatif dan bersifat deskriptif. Penelitian ini menggunakan analisis komparatif,yaitudenganmembandingkan antara hukum perkawinan Islam dan UU No. 23 Tahun 2004 tentang KDRT yang keduanya note bene merupakan produk dialogis-historis antara teks dengan realitas. Kesimpulan yang diperoleh dalam peneitian ini adalah bahwa menurut hukum perkawinan Islam seorang suami boleh melakukan pemaksaan hubungan seksual terhadap istrinya, dalam hal istri sedang dalam keadaan sehat dan suci dari haid serta sesuai dengan tujuan perkawinan. Apabila istri menolak untuk melakukan hubungan seksual dengan suaminya, maka dianggap nuzyus, karena tidak mematuhi perintah suami dan tidak menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri. Berbeda dengan UU No. 23 Tahun 2004, menurut undang-undang tersebut, seorang istri boleh untuk melakukan penolakan terhadap ajakan suaminya untuk melakukan hubungan seksual dengannya, karena istri dalam hal ini memiliki kedudukan yang sama dengan suaminya dalam rumah tangga.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : 1. Drs. H. FUAD ZEIN, M.A. 2. NURAINUN MANGUNSONG, S.H., M.Hum.
Uncontrolled Keywords: Pemaksaan Seksual, Suami istri
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 03 Sep 2012 22:49
Last Modified: 03 Sep 2012 22:51
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3803

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum