Suwadi, . (2010) KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (Studi Kasus Profile Kompetensi Guru PAI di SMA Negeri 3 Yogyakarta). In: PENGEMBANGAN BELAJAR DAI.AM PENDIDIKAN ISIAM. Bunga Rampai, - (-). Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Yogyakarta, pp. 333-363. ISBN 978-602-9073-11-9
|
Text (PENGEMBANGAN BELAJAR DALAM PENDIDIKAN ISIAM)
Suwadi - KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM(PAI)DI SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Studi Kasus Profile Kompetensi Guru PAI di SMA Negeri 3 Yogyakart.pdf - Published Version Download (303MB) | Preview |
Abstract
Eforia Kementerian Pendidikan Nasional mewujudkan sekolah unggulan, dan juga disusul oleh Kementerian Agama membangun madrasah unggulan, menarik untuk direspons. Satu dari inovasi persekolah yang sedang dikembangkan oleh Kementerian Diknas adalah Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dan Madrasah Bertaraf Internasional (MBI) pada Kementerian Agama. Bila dicermati lebih lanjut, pengembangan pendidikan persekolahan ke arah sekolah bertaraf internasional memuat ketentuan seluruh standar sekolah tidak hanya memenuhi standar kunci, namun dilakukan penambahan pada setiap standar. Sebut saja, standar kompetensi guru. Standar kompetensi guru tidak hanya cukup dengan standar kunci, tetapi dilakukan penambahan secara khusus, seperti jenjang pendidikan guru di SBI tidak cukup Sl tetapi ditingkatkan menjadi S2/S3. Di samping itu guru juga bcrkcmampuan IT dan bahasa. Demikian halnya dalam Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam {PAI) di Sekolah Bertaraf lnternasional stanclar pembelajaran yang ticlak hanya memenuhi stanclar pros sebagai standar kunci, tetapi ditambah clengan pembelajaran berbasi ketelaclanan, merujuk model sekolah unggul negara anggota OECD/ negara maju, berbasis IT clan menggunakan Bahasa Inggris dengan pengecualian. Dengan demikian, secara normatif, peningkatan mutu pendidikan melalui inovasi pendidikan khususnya yang dikembangkan oleh Dikn dengan SBI-nya, tidak lain adalah sekolah serba lebih. Indikasi-indika sekolah serba lebih ini bisa dicermati dari Peraturan Menteri Pendidik Nasional Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2009 tentang Penyelen garaan Sekolah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Da clan Menengah. Hasil pencermatan Permendiknas tersebut menunjukk aclanya sejumlah ketentuan yang dapat disimpulkan bahwa ada sebentu perlakuan dan tuntutan berlebih pada sekolah bertaraf internasion Dalam konteks ini, isyarat tersebut tergambar jelas dalam ketentu pada standar pendidik. Dinyatakan bahwa pendidik dituntut tidak han menguasai standar kunci yang ada namun ia masih ditambah dcng kompetensi yang lain seperti (1) Semua guru mampu memfasilit pembelajaran berbasis TIK, (2) Guru mata pelajaran kelompok sain matematika, clan teknologi mampu mengampu pembelajaran berbah Inggris, (3) Guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang p gram studinya berakreditasi A untuk SD /MI minimal 10%, SMP / minimal 20%, SMA/SMK/MA/MAK minimal 30%. Konsekuensi logisnya, guru di sekolah bertaraf internasional t n berbeda dan memiliki kemampuan lebih serta tuntutan berl dibandingkan dengan guru pada sekolah nasional atau sekolah p umumnya. Ilustrasinya, bahwa guru pada sekolah nasional, diwajibk menerapkan aturan nasional secara utuh, sedangkan SBI wajib men r kan aturan nasional plus standar internasional dalam hal kurikulu pendidik/ tendik, proses, budaya, output, sarana prasarana, manajemen serta memenuhi standar internasional (Cambridg , TOEFL, IELTS). Disadari atau tidak, secara langsung terjadi kesenjangan kompetensi guru di sekolah nasional dan sekolah internasional. Satu sisi kompetensi, tuntutan, dan persyaratan bagi guru itu diharapkan, namun pada kenyataannya banyak guru yang tidak dipersiapkan dan mendapatkan sosialisasi -yang cukup dalam membangun kompetensi guru tersebut. Diperparah lagi dengan guru PAI yang dalam Permendiknas tersebut tidak disebut. Permendiknas lebih menyebut guru sains, matematika, dan teknologi yang harus mampu mengampu pembelajaran dalam berbahasa Inggris. Dengan kata lain, terjadi kesenjangan antara kemampuan atau kompetensi guru yang ada dengan kebijakan clan implementasi program SBI tersebut. Terkait dengan implementasi kebijakan SBI, bahwa pelaksanaan SBI sampai saat ini, senantiasa menjadi program yang terus dilaksanakan dan dikembangkan, bahkan sudah sampai pada pola pengembangan model SKS yang berdampak pada tidak ada lagi kelas akselerasi. Pola SKS ini menerapkan mata pelajaran wajib clan pilihan, seperti penerapan model moving class. Persoalan berikutnya adalah bagaimana guru-guru dalam memahami dan menindaklanjuti standar plus ini dalam pembelajaran di kelas. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa satu dari penyebab kegagalan inovasi bidang pendidikan adalah minimnya sosialisasi. Tidak cukup guru hanya bermodalkan ilmu yang selama ini ada, tetapi ia harus dipersiapkan kompetensi yang dipersyaratkan bagi kriteria guru di sekolah bertaraf internasional. Pendidikan Agama Islam di SBI merupakan salah satu mata pelajaran yang dibelajarkan pada siswa. Implikasinya diperlukan kemampuan guru yang sama dan setara dengan matapelajaran pada umumnya, karena tun tu tan siswa clan sekolah sama. U ntuk itu perlu ada perumusan profi1 kompetensi guru PAI di SBI. Padahal, hampir tidak tersedia data tentang tuntutan kebutuhan kompetensi guru pada sekolah bertaraf internasional, terlebih lagi untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Dengan demikian penelitian ini dif okuskan pad a kompetensi guru PAI di sekolah bertaraf internasional. Lembaga Penyclcnggara Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai pencetak guru berkepentingan untuk mengetahui apa kompetensi gunl yang dibutuhkan pada sekolah bertaraf internasional.
Item Type: | Book Section |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pendidikan Islam |
Subjects: | Pendidikan Islam (Pesantren) |
Divisions: | Buku |
Depositing User: | Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id) |
Date Deposited: | 19 Feb 2020 14:33 |
Last Modified: | 19 Feb 2020 14:33 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38461 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
View Item |