ARAB SAUDI BARU: VISI 2030, REFORMASI, DAN WAHABISME

Sainul Rahman, S.Hum., NIM: 17200010161 (2019) ARAB SAUDI BARU: VISI 2030, REFORMASI, DAN WAHABISME. Masters thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (ARAB SAUDI BARU: VISI 2030, REFORMASI, DAN WAHABISME)
17200010161_BAB-I_BAB-IV_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (ARAB SAUDI BARU: VISI 2030, REFORMASI, DAN WAHABISME)
17200010161_BAB-II-sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan peneliti pada fenomena baru yang sedang melanda Kerajaan Arab Saudi. Kerajaan Arab Saudi sebagai sebuah entitas negara memiliki ciri khas yang terbentuk dari ajaran Wahabisme yang terkesan kaku, rigid, tertutup dari modernisme dan perkembangan ilmu pengetahuan. Lahirnya visi 2030 yang digagas oleh putra mahkota Muhammad bin Salman atas ambisi untuk melepaskan Arab Saudi dari ketergantungan terhadap minyak telah membawa narasi baru yang lebih terbuka, modern, dan moderat. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan penting, yaitu; bagaimana sejarah dan hubungan simbiosis antara Ibnu Sa’ud dan Wahabisme? Bagaimana konstelasi dan konteks lahirnya visi 2030 Arab Saudi? Dalam bidang apa saja Arab Saudi melakukan Reformasi dan bagaimana dampaknya? Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan motode deskriptif analitis, penelitian ini juga merupakan penelitian kepustakaan (library research). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori kepentingan nasional dan teori kekuatan nasional sebagai pisau analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; Pertama, perkembangan Kerajaan Arab Saudi tidak dapat dipisahkan dari gerakan Wahabisme. Hubungan antara Arab Saudi dan Wahabisme terjalin dalam bingkai simbiosis, yaitu hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain. Kedua, visi 2030 lahir dalam konstelasi dan konteks intenal kerjaan Arab Saudi dan regional Timur Tengah. Dalam konteks intenal Kerajaan Arab Saudi, visi 2030 bukan saja sebagai sebuah gagasan besar dari keinginan ambisius untuk melepaskan Arab Saudi dari ketergantungan terhadap minyak, namun visi 2030 juga menjadi instrumen untuk mempertegas eksistensi putra mahkota Muhammad bin Salman sebagai calon tunggal pengganti raja, menggantikan ayahnya sendiri Raja Salman bin Abdulaziz. Dalam konteks regional, visi 2030 lahir karena semakin menguatnya pengaruh Iran di kawasan Timur Tengah. Dan untuk memastikan keberhasilan visi 2030, Arab Saudi telah bekerja keras melakukan reformasi di berbagai bidang dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan radikal, baik dari sisi kebudayaan, sosial, politik, dan agama. Demi kepentingan ekonomi, reformasi terpolarisasi ke aspek kepentingan ideologi, kebijakan-kebijakan nasional merugikan Wahabisme. Meskipun dirugikan, namun tidak banyak hal yang bisa dilakukan oleh kalangan ulama Wahabisme, karena pemerintah Arab Saudi tegas menghukum siapa saja yang bertentangan dengan kebijakan strategis negara. Sebagian besar kalangan ulama Wahabisme, termasuk Dewan Senior Ulama, mengambil sikap kompromi dan mendukung kebijakan strategis negara untuk menyukseskan visi 2030.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Ibnu Burdah, S.Ag., M.A
Uncontrolled Keywords: Arab Saudi Baru, Reformasi, Visi 2030, Wahabisme.
Subjects: Arab - Rakyat - Demokrasi - Politik
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Interdisciplinary Islamic Studies > Kajian Timur Tengah
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 20 Oct 2020 09:05
Last Modified: 20 Oct 2020 09:05
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38666

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum