MEDIA ISLAMIS DI SURAKARTA: Struktur Kesempatan Politik, Mobilisasi Sumber Daya, dan Strategi Pembingkaian

Anas Aijudin, NIM. 1230010057 (2019) MEDIA ISLAMIS DI SURAKARTA: Struktur Kesempatan Politik, Mobilisasi Sumber Daya, dan Strategi Pembingkaian. Doctoral thesis, UIN Sunan Kalijaga.

Preview	Text (MEDIA ISLAMIS DI SURAKARTA: Struktur Kesempatan Politik, Mobilisasi Sumber Daya, dan Strategi Pembingkaian) 1230010057_Bag. Awal_bab 1_bab terakhir_daftar pustaka.pdf - Published Version Download (10MB) | Preview
	Text (MEDIA ISLAMIS DI SURAKARTA: Struktur Kesempatan Politik, Mobilisasi Sumber Daya, dan Strategi Pembingkaian) 1230010057_bab 2 - 5.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (8MB)

Abstract

Kehidupan demokratis berbasis pada keterbukaan, kesetaraan, dan partisipasi telah memberi kesempatan luas pada media Islamis berkembang. Media Islamis hadir, bernegoisasi, dan berkontestasi dengan berbagai eleman lainnya dalam mendefinisikan simbol, identitas, dan diskursus keislaman di ruang publik. Surakarta sebagai wilayah yang dikenal memiliki dinamika keislaman cukup tinggi, pasca-reformasi menjadi area subur bagi perkembangan media Islamis. Berangkat dari hal tersebut penelitian ini di fokuskan pada: (1) peta media Islamis di Surakarta, (2) dinamika media Islamis di Surakarta dilihat dari gerakan sosial. Jenis penelitian ini adalah kualitatif-deskriptif dengan sumber data dari hasil observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi baik media cetakmaupun elektronik. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif yang mencakup reduksi data, pemaparan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan: pertama, media Islamis menjadi saluran penting dalam mendefinisikan kehadiran Islam politik di publik Surakarta. Peta media Islamis secara umum terbagi dalam empat varian ideologi yaitu: Salafi, Tarbawi, Tahriri, dan Jihadi. Kedua, dilihat dari gerakan sosial, keterbukaan struktur politik memberi kesempatan pada media Islamis hadir, sekaligus melakukan upaya penentangan pada pemeritah. Situasi demikian memberikan kesempatan pada media Islamis memobilisasi dukungan melalui jaringan, aktor Islamis, dan mobilisasi pendanaan. Untuk menggerakkan aksinya media Islamis membingkai perbedaan pandangan kalangan Islamis dengan pemerintah sebagai bentuk deskriminasi pada umat Islam. Media Islamis kemudian mengelola isu tersebut sebagai ancaman bersama dan mendorong tindakan kolektif melalui solidaritas organik.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item