HAK ANAK ZINA (STUDI KOMPARATIF MAZHAB HANAFI DAN ASY-SYAFI’I)

ULUM BAKHROINI, NIM. 14360076 (2020) HAK ANAK ZINA (STUDI KOMPARATIF MAZHAB HANAFI DAN ASY-SYAFI’I). Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (HAK ANAK ZINA (STUDI KOMPARATIF MAZHAB HANAFI DAN ASY-SYAFI’I))
14360076_BAB I_BAB V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (HAK ANAK ZINA (STUDI KOMPARATIF MAZHAB HANAFI DAN ASY-SYAFI’I))
14360076_BAB II_BAB III_BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Hukum Islam menjadikan akad sebagai tolok ukur sah atau tidaknya suatu perkara. Dalam hal ini contohnya adalah perkawinan. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan yang akan berkeluarga membentuk rumah tangga dan mencari ridha Allah SWT. Pentingnya sebuah akad perkawinan juga berdampak pada anak yang nantinya akan dilahirkan. Setiap anak yang lahir di dunia dalam kondisi suci tanpa dosa, akan tetapi apabila anak tersebut lahir dalam hubungan perzinaan maka tentunya hak-haknya berbeda dengan anak yang lahir melalui perkawinan yang sah. Hak nasab, hak waris, hak wali, hak nafkah adalah hak yang harus didapat oleh anak, dalam hal ini ulama’ sepakat bahwa segala pemenuhan disandarkan pada ibu dan keluarga ibu saja. Akan tetapi dalam beberapa hal Mazhab Hanafi dan Mazhab Asy-Syafi’i berbeda pendapat tentang hak yang dimiliki oleh anak zina. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini mengkaji tentang (1) bagaimana hak nafkah anak zina menurut Mazhab Hanafi dan Asy- Syafi’I. Penelitian ini menggunakan metode library reasearch yaitu mencari sumbersumber dari kepustakaan, penelitian ini bersifat deskriptif-komparatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif. Sedangkan metode analisis penelitian ini adalah komparatif dengan cara membandingkan dua pendapat untuk menemukan persamaan dan perbedaanya. Metode ini digunakan untuk menemukan persamaan dan perbedaan pandangan antara Mazhab Hanafi dan Asy-Syafi’i tentang hak anak di luar nikah. Menurut Mazhab Hanafi, anak zina masih memiliki nasab hakiki dengan ayah biologis, akan tetapi secara hukum telah terputus. Oleh karena anak hasil zina hanya memiliki nasab hakiki dia tidak berhak memperoleh nafkah dari bapak biologisnya. Namun demikian bapak biologis tetap dianjurkan untuk memberi nafkah kepada anak tersebut, akan tetapi hal tersebut bukan suatu kewajiban. Berdeda dengan mazhab Asy-Syafi’I, mazhab Asy-Syafi’I berpendapat bahwa anak hasil zina tidak memiliki hubungan nasab dengan bapak biologisnya secara mutlak. Oleh karena itu bapak biologis tidak memiliki kewajiban ataupun dianjurkan untuk memberikan nafkah kepada anak tersebut. Namun demikian tetap boleh memberikan bantuan yang dalam hal ini dianggap sebagai sedekah. Mazhab Hanafi dan Asy-Syafi’i sependapat dalam hak nasab, bahwa nasab anak hasil zina telah terputus dari ayah biologisnya. Akan tetapi Mazhab Hanafi mengakui akan adanya nasab hakiki.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. ABD. HALIM, M.Hum
Uncontrolled Keywords: Hak anak zina, Mazhab Hanafi , Mazhab Asy-Syafi’i
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 15 May 2020 11:33
Last Modified: 15 May 2020 11:33
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/39335

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum