TAFSI>R AYAT SUCI LENYEPANEUN (Penafsiran Moh. E. Hasim tentang Syirk)

MUTIA LESTARI, 15530081 (2019) TAFSI>R AYAT SUCI LENYEPANEUN (Penafsiran Moh. E. Hasim tentang Syirk). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (TAFSI>R AYAT SUCI LENYEPANEUN (Penafsiran Moh. E. Hasim tentang Syirk))
15530081_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (TAFSI>R AYAT SUCI LENYEPANEUN (Penafsiran Moh. E. Hasim tentang Syirk))
15530081_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Salah satu bukti kekayaan intelektual hasil dari asimilasi antara Islam dan budaya Sunda yaitu melahirkan tafsi>r al-Qur’a>n berbahasa Sunda. Salah satu kita>b tafsi>r lokal yang ada di tatar Sunda adalah Tafsi>r Ayat Suci Lenyepaneun. Tafsi>r ini ditulis oleh seorang sastrawan Sunda yang bernama Moh. Emon Hasim pada tahun 1989 lengkap 30 juz. Kajian tafsi>r lokal biasanya memiliki ciri khas masing-masing yang disebabkan oleh keterpengaruhan mufassir dengan lingkungannya. Hal ini yang menjadi alasan penulis mengkaji salah satu tafsi>r lokal yang ada di Sunda. Kajian utama dalam skripsi ini adalah membahas tentang penafsiran Moh. E. Hasim tentang ayat-ayat syirk dan bagaimana Hasim mengkontekstualisasikan penafsirannya terhadap realita masyarakat yang dihadapi pada saat itu. Dalam hal ini penulis menyertakan beberapa contoh ayat-ayat syirk beserta penafsirannya. Selain itu penelitian ini juga memaparkan tentang riwayat Moh. E. Hasim dan seluk beluk kita>b Tafsi>r Ayat Suci Lenyepaneun. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa salah satu latar belakang lahirnya Tafsi>r Ayat Suci Lenyepaneun ini adalah karena kegelisahan Moh. E. Hasim terhadap kondisi umat khususnya Jawa Barat yang mengalami stagnasi pemikiran dan menyebabkan rentan dimasuki oleh unsur bid’ah dan perbuatan syirk. Metode penafsiran yang digunakan Moh. E. Hasim dalam Tafsi>r Ayat Suci Lenyepaneun ini adalah metode Tah li>li> (analitis). Hasim menyajikan penafsirannya secara runtut sesuai dengan mushaf Usma>ni dan bercorak al-adabi al-ijtima>’i>. Penafsirannya menitikberatkan pada penjelasan yang kontekstual sebagai cerminan dinamika sosial keagamaan masyarakat sekitarnya. Adapun konsep syirk menurut Moh. E. Hasim tidak jauh berbeda dengan konsep syirk menurut ulama lainnya. Hasim mengatakan bahwa syirk adalah menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu apapun. Seseorang yang mempunyai keyakinan bahwa ada kekuasaan, sakti, wajib disembah, dapat memberikan keselamatan, dan dapat mencegah bahaya selain Allah dia termasuk kepada golongan kufrusysyirk. Seperti orang yang menyembah kepada Allah namun meminta pertolongan kepada berhala, berdo‟a kepada Allah namun meminta perlindungan kepada macam-macam benda pusaka atau siluman. Hasim seringkali menyebutkan nama-nama yang menjadi objek sesembahan di kalangan masyarakat seperti benda pusaka atau para siluman. Hasim mengecam perilaku syirk, beliau megatakan bahwa orang yang meninggal dalam keadaan musyrik dia termasuk ke dalam golongan orang-orang yang paling celaka, karena syirk merupakan dosa yang paling besar. Orang yang melakukan perbuatan syirk segala amal ibadahnya tidak akan diterima dan menjadi ahli neraka selamanya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. Mohamad Yusuf, M. Si.,
Uncontrolled Keywords: Tafsir ayat suci
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: SH Harniyati
Date Deposited: 16 Sep 2020 12:25
Last Modified: 16 Sep 2020 12:25
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41007

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum