NALAR PUITIK DALAM "BIOGRAFI YANTI SETELAH 12 MENIT" KARYA AFRIZAL MALNA

Hendra Cipta, NIM. 0151048699 (2007) NALAR PUITIK DALAM "BIOGRAFI YANTI SETELAH 12 MENIT" KARYA AFRIZAL MALNA. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (Nalar puitik dalam "Biografi Yanti setelah 12 menit" Karya Afrizal Malna)
0151048699_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (Nalar puitik dalam "Biografi Yanti setelah 12 menit" Karya Afrizal Malna)
0151048699_BAB II_BAB III_BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Peradaban abad 21 ini akhirnya bergerak bersama-sama atau kalau tidak bisa disebut seperti dikatakan Marcuse "one dimensional man", masyarakat satudimensi; satu arah, satu tujuan (seragam). Di bawah institusi-institusi yang dulu sepenuhnya menyentuh kita. Yang tak beraturan, yang tak terencana, asal-asalan, ganjil dan lepas-lepas, kalau tidak terdesak dan hampir punah. Dengan itu pula kita menikmati dan mengagungkan "kemajuan". Sebuah suasana keruhan pasar "modern" yang ambigu. Tetapi pada dasamya pasar mendorong sistematisasinya dan ketertibannya sendiri. Dan kita bersama-sama terjebak dalam lorong gelap itu. Semua diukur, diklaim, dengan standarisası absolut yang dibentuk entah oleh siapa dan bagaimana. Kapitalisme (nalar untung rugi pasar yang sangat rasional itu, walaupun sebenarnya irrasional yang lain alnya kita tidak sungguh-sungguh tahu dan menahu, tetapi secara bersama-sama berfikir begitu dan begitu, 'asumsi' tak bertuan dari nalar rasional yang arogan.Perkembangan selanjutnya post-modern datang dengan agenda menggugat cara bernalar yang seperti itu dengan meletakkan inti persoalan sebenarnya pada bahasa Sebab dengannya manusia berhubungan dengan dan juga mengungkapkan ataupun bahkan menginstitusikan hal ihwal yang ada di luar dirinya la seharusnya tidak argumentatif. logis dan keras, akan tetapi menyenangkan metaforik, dan bebas Muncul Heidegger, Derrida, Nietzsche Wittgenstein, Rorty, Husserl (di) dengan membuka pintu labanan ke arah nalar yang tidak mengandaikan jawaban atas segala sesuatu, kecuali penghadiran dan realitas itu nalar puitik sebuah bahasa yang skematis, suatu bahasa yang memperoleh prestisenya dari kemampuannya untuk membawa, kedalam bahasa, aspek-aspek tertentu dan pengalaman kemanusiaan kita Lantas bagaimana Indonesia Afrizal Malna. Lantas bagaimana Indonesia?Afrizal Malna muncul dengan menggugat hal itu. Dengan cara melakukan model pengucapan baru dalam sebuah keluarga bahasa yang sudah kadung meng institusi tersebut. Yang cenderung menjebak kita ke dalam kelompok-kelompok, klan, bahkan sekte sekte, lebuh jauh sebagai legitimasi Padahal semesta di luar begitu luas, beragam dan plural Ada ratusan bahasa dengan budaya dan manusia rang bermacam-ragam. Sebuah bahasa gambar yang bebas dan mistis dengan aroma mitos urban dan pluralisme yang santer, Dengan kesadaran akan situasi kecemasan identitas inlah. Afrizal banyak menuliskan karyanya (baik berupa esai, cerpen, puisi, naskah teater). Ketakutan ketakutan di tengah hiruk-pikuknya kota, dengan kebisingan yang merajalela. Wacana lalu-lalang tanpa dapat dicegah, teknologi datang dengan congkak, gaya hidup (life style) berhembus tanpa dapat ditolak. Hampir dari gang, membuatnya memilih antara menafikan identitas seperti terlihat dalam setiap sudut dan setiap tokoh-tokoh dalam karyanya) atau meneguhkan identitas (seperti dalam banyak sastrawan pendukung rezim keluarga). Sebab ia yakin identitas cenderung melekat pada mainstrem yang menggerakkan pikiran masyarakat atau seseorang Dan ketika internalisasi terhadap identitas itu macet, kehilangan aktualisasinya. identitas itu mulai membusuk dan menjadi gangguan untuk tenadinya perubahan Kadang-kadang menjadi dangkal dan artifisial, dan turistik sedangkan identitas yang in kenal dalam kerja kepenyairannya adalah kebutuhan mengenali berbagai gejala budaya yang berpengaruh dalam lingkungan semiotik di sekitarnya. Yaitu pengaruhnya terhadap mitos, ideologi maupun perilaku Katanya: puist tidak menciptakan bahasa baru dalam bahasa, melainkan mamainkan medan bahasa yang hidup dalam berbagai gejala komunikasi di sekitar kita dalam rangka sebuah permainan lain di medan poitik pemaknaan

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: 1. Alim Roswantoro, S.Ag., M.Ag 2. Muh. Fatkhan, S.Ag., M.Hum.
Uncontrolled Keywords: Biografi Yanti; Nalar puitik
Subjects: Biografi Tokoh
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S1)
Depositing User: Dra. Khusnul Khotimah, SS, M.IP -
Date Deposited: 28 Oct 2020 21:32
Last Modified: 31 Dec 2020 07:41
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41259

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum