Penafsiran M. Quraish Shihab Terhadap Ayat-Ayat Tentang Setan di Dalam Tafsir al-Misbah

Enan Suherlan, 01530468 (2006) Penafsiran M. Quraish Shihab Terhadap Ayat-Ayat Tentang Setan di Dalam Tafsir al-Misbah. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

Preview	Text (Penafsiran M. Quraish Shihab Terhadap Ayat-Ayat Tentang Setan di Dalam Tafsir al-Misbah) 01530468_BAB I_IV_DAFTARPUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview
	Text (Penafsiran M. Quraish Shihab Terhadap Ayat-Ayat Tentang Setan di Dalam Tafsir al-Misbah) 01530468_BAB II_BAB III.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (8MB)

Abstract

Mendengar kata setan orang tidak akan keliru lagi menilainya karena setan merupakan pelambang kejahatan dalam setiap perilaku yang tidak baik yang dilakukan oleh manusia, sehingga orang yang sudah terkena tipu daya setan atau bujuk rayu setan perilakunya akan menyimpang dari ajaran Allah. Penyimpangan-penyimpangan yang menyesatkan merupakan perilaku setan yang dibisikkan pada manusia dan mengakibatkan manusia menuju pada jalan kedurhakaan. Setiap perbuatan yang tidak baik, maka yang menjadi personifikasinya adalah setan. Kalau halnya demikian, berarti setan berada dalam diri manusia dan manusia tidak akan mungkin menjerumuskan pada kedurhakaan karena hanya setan saja yang menjebak manusia pada kesesatan dengan tipu muslihatnya. Padahal setiap perbuatan buruk yang dilakukan manusia tidak hanya diperdaya oleh setan jin, melainkan juga oleh setan manusia, karena setiap perbuatan yang jelek tidak hanya dibisikan oleh setan, tetapi manusia juga bisa melakukan tipu muslihat dengan cara menjerumuskan seseorang dengan bujuk rayunya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji ayat-ayat tentang setan dalam al-Qur'an menurut penafsiran M. Quraish Shihab guna memperoleh pemahaman yang utuh tentang setan di dalam Tafsir al-Misbah, meskipun telah dibahas dalam bukunya, tetapi beliau belum menjelaskan secara menyeluruh. Berkaitan dengan setan yang selalu menjerumuskan manusia pada jalan kesesatan dengan tipu daya atau bujuk rayunya, sehingga perlu mengetahui apa atau siapa setan itu dan bagaimana eksistensinya. Setelah mengetahui apa atau siapa dan bagaimana eksistensi setan, maka perlu diketahui aktivitas-aktivitas setan dalam hal menggoda atau mengajak rnanusia pada jalan kesesatan. Supaya mempermudah dalam melakukan penelitian, maka penulis menggunakan serangkaian metode dalam melakukan penelitiannya. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama, metode pengumpulan data yang terdiri dari sumber data primer adalah Tafsir al-Misbah dan sumber data sekunder adalah kitab tafsir, jurnal, artikel dan kitab-kitab lainnya. Kedua, metode pengolahan data yang terdiri dari interpretasi, deskripsi dan analisa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, M. Quraish Shihab mendefinisikan setan sebagai pelaku sesuatu yang buruk atau tidak menyenangkan, atau sesuatu yang buruk dan tercela yang menggoda dan mengajak kepada kemaksiatan baik dari jenis jin maupun manusia, dan berkaitan dengan aktivitasnya mengajak manusia pada jalan kesesatan atau menyimpang dari ajaran Allah. M. Quraish Shihab memberikan juga tingkatan pada orang yang diganggu oleh setan, misalnya : kata Nazaga digunakan pada orang yang ketahanan imannya kukuh seperti Nabi. Kata mass menunjukan godaan pada orang bertakwa yang keimanannya tidak mencapai tingkat memuaskan. Dan kata lams digunakan ketika setan itu sudah menguasai diri manitsia. Sedangkan eksistensinya adalah karakter waswasah atau karakter jahat yang merupakan salah satu manisfestasi dari bisikan hati yang bersumber dari setan atau dalam bahasa surat an-Nas yuwaswisu fi sudur an-nas.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item