PEMBERLAKUAN SYARI'AT ISLAM DI INDONESIA (STIJDI PEMIKIRAN NURCHOUSH MADJID DAN ABU BAKAR BA'ASYIR)

FARID JATMIKO, NIM. 01360911 (2006) PEMBERLAKUAN SYARI'AT ISLAM DI INDONESIA (STIJDI PEMIKIRAN NURCHOUSH MADJID DAN ABU BAKAR BA'ASYIR). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (PEMBERLAKUAN SYARI'AT ISLAM DI INDONESIA (STIJDI PEMIKIRAN NURCHOUSH MADJID DAN ABU BAKAR BA'ASYIR))
01360911_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (PEMBERLAKUAN SYARI'AT ISLAM DI INDONESIA (STIJDI PEMIKIRAN NURCHOUSH MADJID DAN ABU BAKAR BA'ASYIR))
01360911_BAB II_BAB III_BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Syari'at Islam sebagai dasar negara dan hukum di Indonesia akan terns rnenjadi isu yang rnenarik untuk clijaclikan wacana rnaupun agenda jangka panjang. Pertentangan isu ini terns bergulir baik di kalangan politisi rnaupun dikalangan para tokoh masyarakat Memang kalau ditinjau dari sejarah pertentangan itu telah muncul sejak negeri ini menyatakan kemerdekaannya dari penjajah, apakah Negara ini berdasarkan pada salah satu aliran tertentu atau dasar yang lain. Kasus terakhir tentang tuntutan untuk mencanturnkan kernbali tujuh kata yang hilang dalam Piagam Jakarta terjadi saat sidang tahunan MPR pada tanggal 7-8 Agustus 2000 dan sidang MPR tanggal 1-10 Agustus 2002. Salah satu tokoh yang selama ini konsisten memperjuangkan untuk cliberlakukannya syari'at Islam di Indonesia adalah Abu Bakar Ba'asyir. Sedangkan tokoh yang menolak pernberlakuan syari'at Islam di Indonesia adalah Nurcholish Madjid. Perbedaan pendapat antara kedua tokoh tersebut menimbulkan pertanyaan yang besar bagi penulis, karena kedua tokoh tersebut merupakan tokoh agama Islam yang bisa mernberikan warna berbeda serta rnenjadi Jeon dikalangan rnasyarakat rnuslirn Indonesia. Bagaimana pendapat mereka tentang pemberlakuan syari'at Islam di Indonesia sehingga mempunyai perbedaan yang mencolok dalam menyimpulkan pendapat, hal inilah yang akan clicari jawabannya oleh penulis, serta persamaan dan perbedaan rnereka juga clicoba untuk dikupas oleh penulis. Kerangka yang akan di bangun ialah hubungan antara agama dan negara­ khususnya agama Islam-,bagaimana hubungan keduanya terjadi di negara ini. Penyuswi juga rnenggwiakan pendekatan historis, yang clirnaksudkan wituk rnengwigkap segi-segi sejarah dan latar belakang dari peristiwa dan pendapat yang mempengaruhi kedua tokoh tersebut dengan membahas golongan sosial yang berperan maupun pengaruh yang berasal dari luar maupun dalam, dengan tidak rneninggalkan pendekatan sejarah. Penulis juga mencoba rnenelusuri Jewat data pustaka. Dari pendekatan tersebut dapat melihat seberapa besar pengaruh yang didapat dari problem sosial dan latar belakang terhadap pemikiran kedua tokoh ditersebut, baik internal maupwi ekstemal Nurcholish Madjid yang notabene rnerupakah tokoh dari golongan liberal di Indonesia menyimpulkan, bahwa Negara Indonesia tidak bisa didasarkan pada satu agama saja, apalagi pemberlakuan syari'at Islam karena masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai agama dan suku yang berbeda, sehingga menurut beliau sangat mungkin terjacli perpecahan serta membahayakan kedaulatan Republik Indonesia. Berbeda dengan Nurcholish Madjid, Abu Bakar Ba'asyir berpendapat bahwa Negara ini wajib menerapkan hukum Islam baik di rnasyarakat maupun di lembaga, menurut beliau, Indonesia yang sebagian besar beragama Islam harus menerapkan syari'at Islam sebagai dasar negara.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: 1. Drs. KHOLID ZULFA, M. Si 2. H. WAWAN GUNAWAN, M.Ag
Uncontrolled Keywords: Syari'at Islam, iNDONESIA, Nurcholias Madjid, Abu Bakar Ba'asyir
Subjects: SYARI'AT ISLAM DI INDONESIA
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 04 Jan 2021 10:34
Last Modified: 04 Jan 2021 10:34
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41773

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum