KEBERMAKNAAN HIDUP DIFABEL (STUDI KASUS TERHADAP DIFABEL AMPUTASI KAKI)

NASIRIN - NIM. 05220006 , (2010) KEBERMAKNAAN HIDUP DIFABEL (STUDI KASUS TERHADAP DIFABEL AMPUTASI KAKI). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (KEBERMAKNAAN HIDUP DIFABEL (STUDI KASUS TERHADAP DIFABEL AMPUTASI KAKI) )
BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (KEBERMAKNAAN HIDUP DIFABEL (STUDI KASUS TERHADAP DIFABEL AMPUTASI KAKI) )
BAB II,III,IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (135kB)

Abstract

Pengalaman tragis yang menyebabkan kedifabelan pada individu dapat merusak kesehatan mentalnya. Hal ini dapat berdampak negatif maupun positif tergantung pada penyikapan individu tersebut. Latar belakang pengalaman masa lalu dapat berpengaruh pada penyikapan kearah yang positif maupun negatif. Jika bersikap positif, maka akan mendapatkan hikmah dalam musibah Blessing in Disguise . Penelitian ini mengkaji hubungan kedifabelan dengan kebermaknaan hidup. Sebagaimana pandangan Bastaman, bahwa kebermaknaan hidup dapat diraih dari pengalaman tak menyenangkan. Batasan masalahnya meliputi hubungan personal, kehidupan keluarga, karya, sikap dan hal keagamaan. Jenis penelitian deskriptif kualitatif dalam bentuk studi kasus dan menggunakan pendekataan fenomenologis. Subjek penelitian berjumlah satu orang yaitu seorang laki-laki berinisial RS berusia 48 tahun berasal dari Yogyakarta dan significan other. Metode yang digunakan adalah observasi tak berpartisipan dan wawancara secara langsung. Dari hasil penelitian, sekitar 16 tahun yang lalu dalam kondisi mabuk RS mengalami kecelakaan lalu lintas antara sepeda motor dengan bus kota. Setelah melalui cek medis ternyata Dokter menyarankan dan memutuskan untuk diamputasi sebagai jalan terbaik. Diketahui latar belakang RS sebelum kecelakaan tragis, terkenal kenakalannya dan sebagai biang keonaran dalam keluarga dan masyarakat.Ketidakharmonisan keluarga sebagai penyebab kenakalannya. Dalam waktu yang cukup panjang kenakalan RS melampuai batas, sampai akhirnya terjadi kecelakaan tragis yang menjadikan dirinya berpredikat difabel amputasi kaki. Hasil analisis menjelaskan, bahwa kedifabelan tidak selalu menjadikan seseorang lemah dan tidak dapat berbuat apa-apa, melainkan dapat menjadikan hidup lebih bermakna, kegiatan lebih terarah dan lebih bertanggung jawab. Sebagaimana yang di alami RS setelah menjadi seorang difabel amputasi kaki, banyak hal yang berubah tidak hanya dari segi fisik tetapi segi psikis berubah. Ia menjadi orang yang lebih menghargai hidupnya, banyak hal yang telah diraihnya puncaknya telah mengkuliahkan anaknya hingga selesai dan bersyukur anaknya telah menjadi guru PNS saat ini. Kebahagiaan keluarga RS adalah sebagai tujuan hidup RS dan merupakan aplikasi kebermaknaan hidupnya

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Casmini, S.Ag, M.Si
Uncontrolled Keywords: Difabel, Kebermakanaan hidup
Subjects: Bimbingan dan Konseling Islam
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Bimbingan dan Konseling Islam (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 30 Aug 2012 21:15
Last Modified: 26 Oct 2015 13:58
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4196

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum