IDDAH PEREMPUAN YANG BERZINA MENURUT IMAM ASY-SYAFI'I DAN IMAM AHMAD IBN HANBAL

HUSNUL ARIFIN - NIM. 93341842, (2010) IDDAH PEREMPUAN YANG BERZINA MENURUT IMAM ASY-SYAFI'I DAN IMAM AHMAD IBN HANBAL. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (IDDAH PEREMPUAN YANG BERZINA MENURUT IMAM ASY-SYAFI'I DAN IMAM AHMAD IBN HANBAL )
BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (563kB) | Preview
[img] Text (IDDAH PEREMPUAN YANG BERZINA MENURUT IMAM ASY-SYAFI'I DAN IMAM AHMAD IBN HANBAL )
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (753kB)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg
Restricted to Repository staff only

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg
Restricted to Repository staff only

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg
Restricted to Repository staff only

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg
Restricted to Repository staff only

Download (0B)

Abstract

Imam Malik dan Imam Ahmad Ibn Hanbal berpendapat bahwa perempuan yang berzima wajib menjalani 'iddah'. Jika ia hamil maka iddahnya adalah sampai melahirkan. Jika tidak hamil maka iddahnya dengan satu kali haid dan diriwayat yang lain dikatakan dengan tiga kali haid. Apa yang dikemukakan oleh Imam Syafi'I dan Imam Ahmad Ibn Hanbal jelas sangat berbeda, hasil ijtihad yang demikian itu perlu dicermati lebih lagi bila dikomunikasikan dengan situasi zaman sekarang. Dengan mengangkat hasil ijtihad yang telah dilakukan oleh kedua imam tersebut, diharapkan akan mampu paling tidak menjadi alternative hukum mengenai kasus yang terjadi, apakah seorang perempuan yang telah berzina mempunyaiiddah atau tidak. Studi ini adalah penelitian kepustakaan (library research), dan termasuk kategori penelitian histories-faktual, sedang karakter penelitiannya adalah deskriptif analitik. Metode pendekatan yang dipakai adalah metode pendekatan histories-sosiologis dan pendekatan normative. Setelah data terkumpul selanjutnya dianalisa dengan metode deduktif dan metode komparatif. Hampir tidak ada persamaan pendapat antara Imam asy-Syafi'i dengan Imam Ahmad ibn Hanbal dalam masalah iddah perempuan yang berzina. Karena konsep awalnya telah berbeda, yakni bagi Imam asy-Syafi'i perempuan yang berzina tidak mempunyai iddah, sedangkan Imam Ahmad ibn Hanbal perempuan yang berzina mempunyai iddah seperti perempuan yang ditalak. Persamaannya hanyalah dalam konsep besar yang telah ditetapkan al-Qur'an bahwa perempuan yang telah mempunyai ikatan pernikahan, jika ditalak atau ditinggal mati suaminya wajib menjalaniiddah.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: 1. Drs. H. M. Thoha Adurrahman. 2. Drs. Khoiruddin Nasution, MA.
Uncontrolled Keywords: iddah, perempuan yang berzina, Imam Syafi'I, Imam ahmad ibn Hanbal
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 04 Dec 2012 21:32
Last Modified: 04 Dec 2012 21:35
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4901

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum