POLA PENANGANAN ANAK AUTIS DI YAYASAN SAYAB IBU (YSI) YOGYAKARTA

FARHAN SETYAWAN - NIM. 04230058, (2010) POLA PENANGANAN ANAK AUTIS DI YAYASAN SAYAB IBU (YSI) YOGYAKARTA. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (POLA PENANGANAN ANAK AUTIS DI YAYASAN SAYAB IBU (YSI) YOGYAKARTA)
BAB I,IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (POLA PENANGANAN ANAK AUTIS DI YAYASAN SAYAB IBU (YSI) YOGYAKARTA)
BAB II.III.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Dalam dekade terakhir ini jumlah anak yang terkena autis semakin meningkat pesat di berbagai belahan dunia. Di Kanada dan Jepang pertambahan ini mencapai 40% sejak 1980. Menurut catatan pada tahun 1987, prevalensi penyandang Autis baru satu orang anak per 5000 kelahiran. Mulai tahun 1990-an terjadi boom Autis. Anak-anak yang mengalami gangguan autistik makin bertambah dari tahun ke tahun. Sepuluh tahun kemudian angka itu berubah menjadi satu anak penyandang autis per 500 kelahiran. Pada tahun 2.000 angkanya sudah bertambah menjadi satu per 250 kelahiran. Di Amerika Serikat misalnya, menurut laporan center for disease control perbandingan itu mencapai satu anak per150 kelahiran. Diperkirakan angka yang sama terjadi di tempat lain, termasuk Indonesia. Sementara jumlah anak Indonesia yang menyandang Autis terus bertambah, meskipun penyebabnya masih misterius, tetapi hingga kini kalangan medis di Indonesia tidak punya standar penanganan bakunya. Berdasarkan penelitian Safaria, hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat prevalensi dari Autis diperkirakan 4-5 per 10.000 anak. Beberapa penelitian yang menggunakan definisi luas dari Autis memperkirakan 10-11 dari 10.000 anak mengalami gangguan Autis. Mengutip sebuah hasil penelitian, Philip seorang yang ikut membidani lahirnya indocare (pusat percontohan khusus Autis di Indonesia) menyatakan, jumlah penderita autis di Indonesia sekitar 475 ribu anak, artinya dari 500 anak di Indonesia satu di antaranya adalah penderita autis. Pada dasarnya tidak ada seorang pun yang ingin dilahirkan ke muka bumi ini dalam keadaan cacat atau tidak sempurna baik fisik maupun mental. Demikian pula dengan anak-anak penderita autis di YSI Yogyakarta. Mereka pada dasarnya tidak menginginkan adanya gangguan mental ataupun gangguan kelemahan mental, realitasnya bahwa autis itu dapat terjadi pada semua kelompok masyarakat, kaya miskin, berpendidikan atau tidak, serta pada kelompok etnis dan budaya di dunia. Apalagi seorang anak harusnya menikmati masa-masa bermain dan bersahabat dengan anak seusianya. Dalam fase ini, seorang anak tidak mudah menjalin persahabatan, biasanya persahabatan tersebut terjadi setelah beberapa saat mereka saling mengenal baik, baru mereka akan menjalinnya, kadang persahabatan mereka bisa sampai usia dewasa, kadang juga terputus, tergantung factor apa yang terjadi selama persahabatan mereka. Autis, bukan sekedar kelemahan mental tetapi gangguan perkembangan mental, sehingga penderita mengalami kelambanan dalam kemampuan, perkembangan fisik dan psikisnyapun tidak mengikuti irama dan tempo perkembangan yang normal. Hakekatnya anak penderita Autis juga memerlukan pendidikan sebagaimana anak normal lainnya, karena sebenarnya anak berkelainan itu juga mempunyai potensi untuk dikembangkan, potensi-potensi tersebut akan dapat dikembangkan semaksimal mungkin apabila mendapat penanganan yang tepat.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Drs. Moh. Abu Suhud, M.Si.
Uncontrolled Keywords: anak autis, penanganan, Yayasan Sayap Ibu
Subjects: Pengembangan Masyarakat Islam
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Pengembangan Masyarakat Islam (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 27 Feb 2013 21:36
Last Modified: 19 Nov 2015 18:32
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/5085

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum