KONSEP KEPEMIMPINAN PEREMPUAN (Studi Komparasi atas Penafsiran Nasaruddin Umar dan KH. Husein Muhammad)

ZULFIKRI - NIM. 06530006 , (2011) KONSEP KEPEMIMPINAN PEREMPUAN (Studi Komparasi atas Penafsiran Nasaruddin Umar dan KH. Husein Muhammad). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (KONSEP KEPEMIMPINAN PEREMPUAN (Studi Komparasi atas Penafsiran Nasaruddin Umar dan KH. Husein Muhammad))
BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (969kB) | Preview
[img] Text (KONSEP KEPEMIMPINAN PEREMPUAN (Studi Komparasi atas Penafsiran Nasaruddin Umar dan KH. Husein Muhammad))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (699kB)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg
Restricted to Repository staff only

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg
Restricted to Repository staff only

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg
Restricted to Repository staff only

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg
Restricted to Repository staff only

Download (0B)

Abstract

Tidak bisa disangkal, doktrin agama seringkali dijadikan untuk membenarkan tindakan tidak adil, sesuatu yang baku dan tidak bisa ditafsirkan, sehingga posisi marginal perempuan dalam agama dianggap takdir yang tidak dapat diubah. Selain agama, budaya juga mempengaruhi terbentuknya struktur dan sosial politik yang timpang di masyarakat, yang kemudian berdampak pada perempuan dianggap incapable dalam memimpin. Disinilah peran proaktif Nasaruddin Umar dan KH. Husein Muhammad sebagai seorang ilmuwan tafsir dan aktifis pemberdayaan perempuan yang berusaha merekonstruksi wacana kepemimpinan perempuan dari akarnya dalam perspektif gender dan menawarkan alternatif penafsiran serta pemahaman yang kontekstual terhadap teks yang bias gender dalam kasus kepemimpinan perempuan Oleh karena itu, penulis berusaha menemukan bagaimana metode penafsiran, pemahaman, dan konsep yang Nasaruddin Umar dan KH. Husein Muhammad terhadap kasus kepemimpinan perempuan, serta apa relevansi dan kontribusi penafsiran mereka. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif-analitis yaitu dengan mendeskripsikan dan menganalisis pembacaan kedua tokoh terhadap kepemimpinan perempuan, setelah itu kemudian di komparasikan. Dengan pendekatan historis-sosiologis, yaitu dengan menelusuri sejarah pertumbuhan dan pola pemikiran serta konteks sosial-budaya yang mempengaruhinya. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian perpustakaan, dengan menekankan pada bukunya Nasaruddin Umar yaitu Argumen Kesetaraan Jender; Perspektif al-Qur'an, dan buku KH. Husein Muhammad yaitu Fiqih Perempuan; Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan Gender. Nasaruddin Umar melihat bahwa setiap kata dalam al-Qur'an tidak hanya mempunyai makna literal. Dengan pendekatan hermeneutika, semantik, dan ilmu-ilmu sosial, ia mendapati ketika pengungkapan laki-laki dan perempuan dari segi biologis maka al-Qur'an menggunakan al-zakr dan al-unsa. Sementara dari segi beban sosial seringkali menggunakan istilah al-rajul/al-rijal dan al-mar'ah alnisa'. Perbedaan-perbedaan laki-laki dan perempuan tidaklah menjadi justification dan menolak kepemimpinan perempuan. Maka bisa saja seseorang yang secara biologis dikategorikan sebagai perempuan, tetapi dari sudut gender dapar berperan sebagai laki-laki atau sebagai perempuan. Dengan kapasitas intelektual yang dimiliki, suatu keniscayaan bagi perempuan menjadi pemimpin. Dengan demikian konsep dan manifestasi dari relasi gender lebih dinamis. Sedangkan KH. Husein Muhammad dengan pendekatan kontekstual substansial dan bercorak fiqih, ia menilai bahwa surat an-nisa' : 34 tesebut suatu yang menunjukkan yang partikular, dan dilihat aspek kausalitasnya, dalam artian harus dipahami dengan kontekstual dan sosiologis. Dengan demikian maka terbuka kemungkinan bagi terjadinya proses perubahan, hal ini di dukung oleh keadaan, dimana potensi intelektual dan didukung oleh potensi moral serta spiritual dapat dimiliki oleh setiap individu tanpa melihat jenis kelamin. Hal ini berdampak pada peluang besar dan kebolehannya perempuan menjadi pemimpin dalam berbagai sektor. Sehingga al-Qur'an yang menjadi rujukan Islam tetap salih li kulli zaman wa al-makan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: 1. Dr.H.Abdul Mustaqim, M.Ag. 2. Drs.H. Mohammad Yusup, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Gender , Nasaruddin Umar , KH. Husein Muhammad
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 15 Feb 2013 18:44
Last Modified: 15 Feb 2013 18:46
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/5208

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum