PERSPEKTIF KIAI KRAPYAK MENGENAI WALI NIKAH DALAM PANDANGAN ABU HANIFAH

SU'UDI AL-ASHARI - NIM. 04350003, (2011) PERSPEKTIF KIAI KRAPYAK MENGENAI WALI NIKAH DALAM PANDANGAN ABU HANIFAH. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (PERSPEKTIF KIAI KRAPYAK MENGENAI WALI NIKAH DALAM PANDANGAN ABU HANIFAH)
BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (PERSPEKTIF KIAI KRAPYAK MENGENAI WALI NIKAH DALAM PANDANGAN ABU HANIFAH)
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Dalam pernikahan wali merupakan hal yang urgen. Wali menurut mayoritas mazhab merupakan rukun sahnya perkawinan. Namun berbeda dengan mazhab Hanafi yang menganggap absah pernikahan tanpa wali. Pandangan Hanafi pun didukung dengan dalil-dalil baik, dari Qur'an maupun hadis. Untuk mengetahui pandangan ini, penyusun tertarik untuk meneliti pandangan kiai pesantren Krapyak tentang wali nikah. Kedudukan kiai di samping sebagai pemberi pengajaran kepada santri di pesantren, ia juga tidak luput dijadikan masyarakat sebagai tempat menyelesaikan masalah dalam kehidupan keseharianya, tidak terkecuali masalah wali dalam pernikahan. Berangkat dari itu, penyusun tertarik untuk meneliti quot;Bagaimana pendapat kiai Krapyak terhadap pandangan Mazhab Hanafi tentang sah menikah tanpa wali quot;? Penelitian ini merupakan studi tokoh yang membahas tentang wali nikah dalam perkawinan. Data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi yang kemudian difokuskan pada informan sebagai sumber yang memberikan informasi tentang pendapatnya terhadap pandangan Mazhab Hanafi mengenai wali nikah. Setelah data terkumpul, kemudian direduksi, disajikan dan diverifikasi, lalu dianalisis secara deskriptik analitik dengan proses berpikir induktif. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa ada tiga hal pandangan kiai Krapyak mengenai pandangan mazhab Hanafi yang mensahkan nikah tanpa wali ,yaitu pertama, dasar pengambilan nas, dipahami sebagai pandangan yang hanya mencatat nas yang mendukung pandangannya saja, sebaliknya tidak menyinggung atau memantulkannya dengan nas (al-Qur'an dan Hadis) yang mengharuskan adanya wali. Hanafi memakai nas Athar bukan hadis; kedua, hak menikahkan. Pandangan ini dipahami kiai Krapyak sebagai penunjukkan bahwa pelaku menikah adalah perempuan sendiri, baik janda maupun bukan. Jadi bukan walinya. Argumen yang digunakan mazhab Hanafi menggunakan argumen analogi (qiyas), yaitu bahwa gadis dewasa sebenarnya sama dengan janda. dan ketiga, indikasi kerelaan perempuan. Bagi Hanifah, hal yang mendasari keterbukaan perempuan janda dan ketertutupan perempuan gadis adalah baligan dan keberakalan atau kedewasaan itu sendiri. Seorang gadis yang sudah dewasa memiliki sikap terbuka. Jadi, sama saja dengan seorang janda. Dipahami kiai Krapyak, keterbukaan seorang janda lebih disebabkan oleh karena pengalamannya dalam perkawinan. Karena pengalaman ini, janda memahami betul segala persoalan perkawinan. Hal ini jelas berbeda dengan seorang gadis yang belum berpengalaman dalam perkawinan dan sering merasakan kesulitan besar untuk mengemukakan pendapatnya secara terang-terangan. Hal ini adalah benar adanya, karena perempuan dewasa berhak untuk bertindak sendiri dalam urusan mu'amalah maliyah. tetapi, dalam yang berkaitan dengan urusan seksual tidaklah bisa disamakan. Sebab, persoalan seksual lebih berdimensi sensitif dan emosional daripada rasionalitas. Oleh karena itu, keberadaan wali dalam perkawinan sangat dibutuhkan, baik pada gadis maupun janda.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: 1. Prof. DR. Khoiruddin Nasution, MA. 2. Siti Djazimah, S.Ag., M.Si
Uncontrolled Keywords: kiai Krapyak, Mazhab Hanafi, menikah tanpa wali
Subjects: Hukum Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 30 Sep 2013 15:35
Last Modified: 13 Apr 2016 08:45
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/5268

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum