MIFTAKUL HUDA - NIM. 03370347, (2011) PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN NO. 14 TAHUN 2007 PRESPEKTIF FIQH SIYASAH. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
|
Text
BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (1MB) | Preview |
|
Text
BAB II,III,IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (487kB) |
Abstract
ABSTRAK Penetapan peta area terdampak yang ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia dengan Peraturan Presiden No. 14 Tahun 2007, untuk menyelesaikan persoalan yang muncul sebagai akibat menyemburnya lumpur Sidoarjo, memunculkan beragam reaksi dari warga korban lumpur. Penetapan mekanisme pembayaran ganti rugi yang tidak sesuai dengan hasil musyawarah warga korban lumpur menjadi penyebab awal munculnya reaksi dari warga korban lumpur. Ketidak jelasan prosedur bagi warga korban lumpur yang hendak mendapatkan ganti rugi semakin membuat marah warga korban lumpur. Kondisi ini diperparah dengan ketidak sanggupan Presiden untuk konsisten dengan keputusan yang dibuatnya sendiri, yaitu dengan menyetujui perubahan mekanisme pembayaran yang diajukan oleh PT. Lapindo, yang bertentangan dengan Peraturan Presiden. Ketidak mampuan Presiden untuk menekan PT. Lapindo agar bergerak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 14 Tahun 2007 juga memperburuk kondisi korban lumpur Sidoarjo. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bertujuan untuk menganalisa tinjauan fiqh siyasah terhadap penetapan peta area terdampak dalam penanganan Lumpur Sidoarjo. Penelitian ini bersifat Deskriptif-Analitik yakni dengan cara mendeskripsikan tentang penetapan peta area terdampak dalam penanganan dampak lumpur Sidoarjo dari data-data yang di peroleh dari berbagai sumber untuk kemudian di analisa dengan perspektif fiqh siyasah. Dari penelitian ini diharapkan dapat menganalisa dengan jelas tinjauan fiqh siyasah terhadap kebijakan penetapan peta area terdampak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penetapan peta area terdampak dalam tinjauan fiqh siyasah tidak berkesesuaian dengan tujuan Negara dalam Islam, yaitu untuk menjaga kemaslahatan rakyat. Hal ini disebabkan karena prinsip musyawarah tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya. Penetapan peta area terdampak ini juga mengabaikan prinsip amp;#8216;adam al haraj (menghilangkan kesukaran). Penetapan peta area terdampak juga bertentangan dengan beberapa kaidah dalam fiqh siyasah, yaitu kaidah kemaslahatan umum yang lebih luas harus diutamakan atas kemaslahatan yang khusus (golongan atau kelompok tertentu) dan tindakan imam terhadap rakyat harus sesuai dengan kemaslahatan . div
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Pembimbing: 1. Drs. M.Rizal Qosim, M.Si. 2. Ahmad Bahiej, SH., M.Hum |
Uncontrolled Keywords: | Penetapan peta area, PP. No. 14 Tahun 2007, fiqh siyasah |
Subjects: | Hukum Islam |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Jinayah Siyasah (S1) |
Depositing User: | Edi Prasetya [edi_hoki] |
Date Deposited: | 25 Jul 2013 20:36 |
Last Modified: | 25 Apr 2016 15:55 |
URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/5367 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
View Item |