NUZUL AL-QURAN DAN PEMELIHARAANNYA DARI MASA KEMASA

ISMAIL THAIB , (2008) NUZUL AL-QURAN DAN PEMELIHARAANNYA DARI MASA KEMASA. /Jurnal/Al-Jamiah/Al-Jamiah No. 29 Th. 1983/.

[img]
Preview
Text
01. ISMAIL THAIB - NUZUL AL-QURAN DAN PEMELIHARAANNYA DARI MASA KEMASA.pdf - Submitted Version

Download (3MB) | Preview
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg

Download (0B)

Abstract

Untuk mengetahui peranan yang dimainkan Al-Quran dalam memperbaiki dan mengembalikan manusia kepada fungsi dan tujuan hidupnya sesuai dengan fitrahnya, perlu diketahui situasi dunia, baik dalam bidang kepercayaan (Aqidah) kepada Tuhan, budi pekerti (Akhlak) dan aturan hidup bermasyarakat (Syariat) secara singkat sebagai berikut : 1. Bidang Aqidah b Dibidang kepercayaan kepada Allah SWT, manusia telah menyimpang dari ajaran dan tuntunan yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul sebelum Muhammad SAW diutus. Di satu pihak mereka yang mengaku dirinya beragama samawi (Yahudi dan Nasrani), mereka telah terpelanting jauh dari Aqidah yang dibawa Nabi Musa dan Nabi Isa. Orang Yahudi menjadikan Uzair sebagai anak Allah. Sebaliknya, orang Nasrani mendudukkan Isa anak Maryam (Al-Masih) sebagai Tuhan Putra, disamping Roh Kudus dan Allah sebagai Tuhan Bapa (Trinitas). Mereka bukan saja tidak mengakui kerasulan Muhammad, tetapi telah menjadi kafir, karena mempersekutukan Allah dengan hasil ciptaan-Nya. 2. Bidang Akhlak b Karena mereka telah rusak aqidahnya, maka kerusakan itu merembes pula pada kerusakan budi pekerti (akhlak). Perjudian, perzinaan, minum-minuman keras, pembunuhan, serta beragam kebiadaban lainnya, sudah membudaya dalam benak mereka. Perbuatan-perbuatan itu sudah dianggap baik dan sudah menjadi barometer nilai keperwiraan mereka. Disamping itu terdapat pula penguburan anak perempuan hidup-hidup. Diantara alasan mereka mengapa membunuh anak perempuan, yaitu anak perempuan sukar mempertahankan dirinya jika ada serangan dari musuh, dan dengan mudah dia dapat dijadikan budak. Dalam keadaan hidup yang serba sulit, anak perempuan bila dijual lebih murah dibandingkan dengan anak laki-laki. Sangat berbeda dengan anak laki-laki, anaka laki-laki bisa mempertahankan dirinya dari serangan musuh, bahkan dapat menjadi pendekar-pendekar dan penyair ulung yang menjadi kebanggaan keluarga dan kabilahnya. 3. Bidang Syariat b Dalam, bidang aturan hidup bermasyarakat, ukurannya sudah menceng dari neraca wahyu yang dibawa oleh para Rasul sebelum Muhammad SAW diutus. Pada masa itu dunia didominasi oleh dua kekuatan (super power), yaitu Imperium Romawi di dunia belahan Barat dan Imperium Persia di dunia belahan Timur. Aturan-aturan kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat, bukan saja tidak sesuai dengan wahyu, bahkan tidak bisa diterima oleh akal sehat dan hati nurani manusia. Orang-orang Romawi yang mengaku dirinya percaya kepada ajaran nabi Musa dan Isa, sudah tidak lagi meletakkan neraca keadilan pada proporsinya. b

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Nuzul Al-Quran, Pemeliharaan,
Subjects: Al Jamiah Jurnal
Divisions: E-Journal
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 08 Apr 2013 19:00
Last Modified: 08 Apr 2013 19:00
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/631

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum