Pemanfaatan Nuklir untuk Kesejahteraan Masyarakat

Jumat, 24 Mei 2013 10:15 WIB


, Dr. H-Holger Rogner (IAEA) bersama Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, M.A., Ph.D (Dekan Saintek UIN Sunan Kalijaga) Berdialog seusai FGD

 

UIN Sunan Kalijaga bekerjasama dengan BATAN mengadakan Focus Group Discution “Potensi Pemanfaatan Teknologi Nuklir Untuk Kesjahteraan”, kamis (23/5) di Convention Hall. Dalam FGD ini, menghadirkan pembicara diantaranya, Dr. H-Holger Rogner (IAEA), Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, M.A., Ph.D (Dekan Saintek UIN Sunan Kalijaga), Mr. Mika Tanhuanpaa (TVO Finlandia) dan Dr. Sudi Arianto (BATAN).

Ir. Margono dari BATAN dalam sambutannya menyampaikan Ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir telah muncul dan merupakan cabang keilmuawan yang punya potensi untuk dikembangkan   dalam menghadapi permasalahan bangsa. Berbagai hasil penelitian dari ilmu nuklir telah diaplikasikan di bidang kesehatan, pangan, industri energi, sumberdaya alam dan bisa dikembangkan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

“ Kebanyakan masyarakat cenderung memandang sinis terhadap ilmu nuklir yang konon berbahaya. Nuklir identik dengan radiasi dan bom. Tapi sebenarnya nuklir bisa dikendalikan dan dimanfaatkan umat. Dengan adanya inovasi dan pengembangan ilmu, teknologi nuklir bisa dimanfaatkan untuk masyarakat Indonesia” tutur Margono.

Margono juga menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan membahas, mengkaji dan memberi solusi bagi permasalahan serta mengembangkan potensi iptek nuklir di semua bidang. Melalui seminar, diseminasi dan sosialisasi kepada masyarakat, sehingga butuh dari berbagai stake holder untuk saling kerja sama mensosialisasi pemanfaatan iptek nuklir dimasa depan.

Wakil Rektor II Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UIN Suka, Dr. Sekar Ayu Aryani, MA, dalam sambutannya, berharap agar kerja sama yang dilakukan oleh BATAN dan UIN Sunan Kalijaga dapat sinergis dan berkelanjutan, mengingat teknologi nuklir sangat menarik jika dikaji dengan keilmuan islam, mengingat UIN Sunan Kalijaga yang mengembangkan paradigma Intergrasi-Interkoneksi. Dengan kerjasama yang berkelanjutan, diharapkan pemanfaatan teknologi nuklir dapat maksimal dan menumbuhakan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya pengembangan tenaga nuklir, khususnya di Indonesia.

Dalam pemaparannya, Holger mengatakan, pemanfaatan nuklir di dunia mencapai 13 % sebagai sumber energi listrik. Pertumbuhan itu tidak lain karena pangsa pasar enegi yang luas, pertumbuhan industri yang pesat dan kapasitas energi besar. “ Di negara timur kini mulai menggunakan nuklir sebagai energi pembangkit listrik, sedangkan di Indonesia dalam tahap pemetaaan” tutur Holger. Pemahaman iptek nuklir masih sebatas ilmunya orang barat. Masyarakat belum tahu teknologi nuklir bisa diterapkan dalam memenuhi kehidupan mereka. Penggunaan isotop di dunia kedokteran, pengawetan makanan dengan iradiasi, penggemukan ternak sampai produksi vaksin anak ayam menggunakan teknologi radiovaksin.

Sementara itu, Minhaji mengatakan perlunya proses tranfer ilmu dari dunia barat ke dunia timur. Pemanfaatan teknologi nuklir harus bisa diterjemahkan dalam pemahaman keagamaan. Ilmu nuklir perlu dimasukkan dalam perguruan tinggi islam, sehingga tidak ada istilah dikotomi ilmu barat dan ilmu timur. “ Lembaga seperti MUI mestinya tahu pemanfaatan nuklir  untuk kesejahteraan masyarakat” kata Minhaji. (Doni Tri Wijayanto-Humas).

( Humas )