KONTRIBUSI PESANTREN DALAM MENCETAK SANTRI MANDIRI

H.M. NURDIN SYAFII, S.Ag. - NIM. 03223505, (2008) KONTRIBUSI PESANTREN DALAM MENCETAK SANTRI MANDIRI. Masters thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Full text not available from this repository.

Abstract

Di era reformasi dan globalisasi ini, lembaga pendidikan Islam termasuk disini pesantren dihadapkan pada persaingan yang kompleks, seperti bidang politik, ekonomi, lapangan kerja dan lain sebagainya. Output dari lembagalembaga pendidikan Islam dituntut melahirkan manusia-manusia yang memiliki kepribadian yang mantap, punya etos kerja yang tinggi, loyal terhadap bidang kerjanya, serta sekaligus bisa bersaing dengan cara yang sehat sesuai dengan nilainilai ajaran agama. Pesantren dalam sejarah dan kontribusinya terhadap bangsa sangat berperan penting, mulai zaman kolonial hingga pasca kemerdekaan dan dewasa ini, namun demikian sejarah panjang pengabdian pesantren terhadap bangsa, khususnya bidang pendidikan masih banyak disangsikan oleh masyarakat umum. Tulisan ini mencoba menjelaskan kepada masyarakat bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan alternatif yang mampu mencetak manusia-manusia mandiri. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif, sifat penelitian ini kepustakaan atau literatur dengan menggunakan pendekatan historis. Keberhasilan pesantren dapat dipahami karena pesantren termasuk lembaga pendidikan yang punya idealisme tinggi dimana saat ini marak lembaga-lembaga pendidikan yang hanya bersifat profit oriented. Idialisme pesantren dapat dilihat dengan ciri-ciri pendidikannya antara lain; 1). Berwawasan integralistik, manusia sebagai hamba-Nya sekaligus sebagai khalifah-Nya, jasmani, rohani, intelektual, emosional dan individual sosial, 2). Berwawasan Humanistik, pendidikan yang memandang santri sebagai manusia dengan fitrahnya yang suci dan unik (punya potensi bakat berbeda-beda), 3) Berwawasan Pragmatik, pendidikan yang membumi, memandang manusia sebagai makhluk hidup yang selalu membutuhkan kelangsungan hidup untuk kebutuhan jasmaninya. 4). Berakar budaya kuat, artinya Pondok Pesantren selalu mengacu pada pendidikan yang telah ditransmisikan secara turun temurun oleh pendahulunya, yang ramah terhadap budaya yang berkembang dimana pesantren berada. Apa yang dilakukan oleh pesantren dalam kontribusinya mencetak santri mandiri, secara historis dapat dilihat dari INS Kayu Taman Sumatra Barat yang didirikan pada tanggal 31 Oktober 1926 oleh Moh. Syafei, diantara tujuan pendidikannya adalah: menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab, dan mendidik para pemuda agar berguna bagi masyarakat. Pesantren berikutnya adalah Pesantren Darul Falah Bogor, didirikan di desa Banteng Ciampia pada tahun 1960 diatas tanah seluas 20,5 hektar. Pesantren Darul Falah mencanangkan tujuannya agar para alumninya dapat memiliki iman yang tumbuh pada pribadi yang kreatif dan percaya diri sendiri dan menguasai keilmuan duniawi dan ukhrawi, sehingga dapat beramal untuk dirinya, keluarganya dan masyarakatnya kearah kesejahteraan materiil dan spirituil. Secara nyata apa yang telah dilakukan pesantren dalam upaya mencetak santri mandiri, tidak hanya dalam tataran teoritis saja (tujuan, visi, misi pesantren), tapi dapat dilihat dari aktivitas keseharian kehidupan di pesantren : seperti memasak sendiri, mencuci sendiri dan mencukupi kebutuhan kesehariannya sendiri. Hal-hal kecil tersebut tidak terasa telah menanamkan kebiasaan hidup mandiri. Disamping itu kurikulum ketrampilan hidup (Life Skill) pertanian, pertukangan, wirausaha dan lain sebagainya, menyempurnakan santri menjadi mandiri.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: bPembimbing : /b Prof. Dr. HM Bahri Ghozali, MA
Uncontrolled Keywords: Pesantren, Santri mandiri.
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Last Modified: 04 May 2012 23:39
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/787

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum