KONSEP BUDAYA DAN DEMOKRASI DALAM PEMIKIRAN ABDURRAHMAN WAHID (GUSDUR)

ARIF RAHMAN, NIM. 09370034 (2013) KONSEP BUDAYA DAN DEMOKRASI DALAM PEMIKIRAN ABDURRAHMAN WAHID (GUSDUR). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (KONSEP BUDAYA DAN DEMOKRASI DALAM PEMIKIRAN ABDURRAHMAN WAHID (GUSDUR) )
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (45MB) | Preview
[img] Text (KONSEP BUDAYA DAN DEMOKRASI DALAM PEMIKIRAN ABDURRAHMAN WAHID (GUSDUR) )
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (809kB)

Abstract

Demokrasi di Indonesia acap kali saat ini menjadi perdebatan hangat dikalangan para tokoh. Pasalnya, Indonesia telah lama mengklaim sebagai Negara demokrasi, namun fakta di lapangan masih memperlihatkan pembungkaman aspirasi rakyat, kebebasan berpikir, kebebasan berbicara, keadilan, pluralisme, toleransi dan lain sebagainya. pada sisi yang lain, demokrasi di Indonesia masih membuahkan hasil negatif, misalnya aksi pengrusakan di beberapa daerah yang mengatasnamakan demokrasi, kebebasan yang salah kaprah, terpinggirkannya kaum minoritas dan juga aksi anarkis melalui demontrasi. Fenomena inilah yang melatarbelakangi penyusunan skripsi ini untuk mengangkat pemikiran Gus Dur tentang budaya dan demokrasi. Pada dasarnya, demokrasi adalah sebuah mekanisme tatakelola pemerintahan dimana rakyat dijadikan sebagai kekuatan utama. Penyelenggaraan negara oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Logika semacam ini yang diajarkan oleh Gus Dur . Kebudayaan merupakan salah satu perhatian utama pemikiran dan political action Gus Dur baik relasinya dengan Agama maupun Negara. Dalam konteks ke-Indonesian, hubungan antara kebudayaan, agama dan negara ternyata juga masih memunculkan masalah serius. Berbagai problem kebudayaan yang seringkali hadir dalam realitas masyarakat selalu membuatnya gelisah, apalagi ketika problem itu dikaitkan dan dibenturkan dengan keyakinan keagamaan serta diletakkan dalam rangka uniformitas kebudayaan. Gus Dur memiliki suatu pandangan bahwa kebudayaan sebuah bangsa pada hakikatnya adalah kenyataan yang majemuk dan pluralistik. Penyeragaman atau sentralisasi kebudayaansebagaimana yang telah dipraktikkan oleh negara merupakan suatu tindakan yang dianggapnya tidak berbudaya. Karenanya, sebuah entitas budaya yang berlingkup lebih luas, seperti kebudayaan sebuah bangsa, haruslah memiliki wajah pluralitas dan menghargai kemajemukan. Gagasannya terhadap persoalan ini adalah perlunya dikembangkan sebuah kebijaksanaan pengembangan desentralisasi kebudayaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) yang berusaha menemukan dan menggali konsep demokrasi di Indonesia dengan menggunakan data-data yang diperlukan berdasarkan pada literatur-literatur primer dan sekunder yang membahas dan berkaitan dengan demokrasi menurut pandangan Gus Dur, sehingga nantinya diharapkan muncul kesimpulan yang komphrehensif tentang konsep budaya dan demokrasi menurut pemikirannya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Peradilan Islam
Peradilan Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Jinayah Siyasah (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 26 Jun 2013 18:58
Last Modified: 27 Apr 2016 10:22
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/8410

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum