QISSHATU SÂ’IQUL QITHÂR AL-QASHȊRAH LI NAGUIB MAHFOUZ (DIRASAH TAHLȊLIYYAH HERMENEUTIQIYYAH LI PAUL RICOEUR)

ISYQIE FIRDAUSAH, NIM. 09110079 (2013) QISSHATU SÂ’IQUL QITHÂR AL-QASHȊRAH LI NAGUIB MAHFOUZ (DIRASAH TAHLȊLIYYAH HERMENEUTIQIYYAH LI PAUL RICOEUR). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (QISSHATU SÂ’IQUL QITHÂR AL-QASHȊRAH LI NAGUIB MAHFOUZ (DIRASAH TAHLȊLIYYAH HERMENEUTIQIYYAH LI PAUL RICOEUR))
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (QISSHATU SÂ’IQUL QITHÂR AL-QASHȊRAH LI NAGUIB MAHFOUZ (DIRASAH TAHLȊLIYYAH HERMENEUTIQIYYAH LI PAUL RICOEUR))
BAB II, III, IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (978kB)

Abstract

Skripsi yang berjudul Cerpen Sâ’iqul Qithâr Karya Naguib Mahfouz dalam Hermeneutik Paul Ricoeur ini mengkaji tentang simbol-simbol yang terdapat dalam cerpen Sâ’iqul Qithâr Karya Naguib Mahfouz dengan menggunakan teori Hermeneutika Paul Ricoeur. Peneliti tertarik untuk mengkaji cerpen ini, karena karya itu memiliki simbol-simbol tertentu yang membutuhkan interpretasi-interpretasi. Simbol-simbol tersebut dapat menunjukkan makna yang “sesungguhnya” dari sebuah karya sastra. Bertolak dari teori interpretasi yang mencakup metafora dan simbol, pendekatan yang digunakan peniliti untuk menganalisis karya tersebut adalah Hermeneutika Paul Ricoeur. Dalam proses interpretasinya, Paul Ricoeur bertumpu pada proses “bolak-balik” yang menyelesaikan dikotomis antara subjektivitas dan objektivitas dalam sebuah karya sastra, yaitu dekontekstualisasi dan rekontekstualisasi. Dalam proses dekontekstualisasi (pelepasan diri dari konteks), peneliti menemukan empat kemungkinan lapisan makna, yang merujuk pada empat dunia, yaitu 1) masinis yang gila dalam mimpi seorang penumpang, 2) modernisme membawa pada kehancuran dunia, 3) kepala negara yang ”gila” membinasakan warganya, dan 4) seorang pimpinan yang buruk akan berimbas pada kehancuran semua yang dipimpinnya. Dalam proses rekontekstualisasi (kembali pada konteks), setelah memangkas berbagai kemungkinan makna yang dihasilkan dekontekstualisasi, peneliti menemukan sebuah pesan moral yang menunjukkan makna yang “sesungguhnya,” yaitu sebuah masalah timbul sebab seseorang kehilangan akal jernihnya untuk dapat berpikir dengan baik. Namun, ini bukanlah akhir dari interpretasi karena interpretasi selalu bersifat “open-ended.”

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Kesusastraan Arab
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 15 Jul 2013 21:22
Last Modified: 10 Jul 2015 08:49
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/8894

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum