KONFLIK INDIA-PAKISTAN PASCA KEMERDEKAAN (STUDI KASUS KASHMIR 1947-2012 M)

HERI KURNIAWAN, NIM. 09123001 (2013) KONFLIK INDIA-PAKISTAN PASCA KEMERDEKAAN (STUDI KASUS KASHMIR 1947-2012 M). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (KONFLIK INDIA-PAKISTAN PASCA KEMERDEKAAN (STUDI KASUS KASHMIR 1947-2012 M) )
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (KONFLIK INDIA-PAKISTAN PASCA KEMERDEKAAN (STUDI KASUS KASHMIR 1947-2012 M))
BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (593kB)

Abstract

Konflik antara India dan Pakistan dalam masalah Kashmir yang belum terselesaikan sampai sekarang seakan telah tenggelam di mata internasional. Bagaimanapun juga keberadaan masalah Kashmir ini merupakan salah satu hal yang menjadi fokus perhatian hubungan India-Pakistan selama bertahun-tahun. Pasang-surut hubungan India dan Pakistan pun sangat ditentukan oleh masalah Kashmir ini. Konflik antara India dan Pakistan dalam masalah Kashmir ini bermula sejak kemerdekaan India dan Pakistan padatahun 1947 M. Maha Raja Kashmir Hari Singh (seorang Hindu) saat itu menghadapi dilema apakah bergabung dengan India atau Pakistan. Sedangkan rakyat Kashmir sejak awal telah berkehendak ikut ke dalam Pakistan, karena secara historis, emosional, dan kultural memang lebih dekat ke Pakistan yang sama agama (Islam), tetapi Maha Raja Hari Singh memutuskan untuk bergabung dengan India pada tanggal 22 Oktober 1948 M tanpa persetujuan rakyatnya. Padahal jika melihat referendum yang dikeluarkan oleh Raja muda Inggris (Louis Mountbatten) pada persetujuan terbaginya wilayah India menjadi dua, yakni, negara Muslim yang diwakili Pakistan dan negara nonMuslim yang diwakili India sudah selayaknya Kashmir menjadi bagian dari Pakistan. Dalam referendum itu pemerintah Inggris menyatakan bahwa negaranegara kepangeranan (seperti Kashmir) dapat memilih bergabung dengan salah satu dari kedua negara tersebut, tapi harus mempertimbangkan komposisi agama wilayah mereka, kondisi geografik, dan harapan rakyat. Keputusan Maha Raja Hari Sigh yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyatnya sekaligus menyalahi referendum itu telah memposisikan Kashmir sebagai wilayah sengketa yang tidak terselesaikan. Keputusan tersebut telah membuat pemerintahan Pakistan ikut andil membantu mewujudkan aspirasi rakyat Kashmir bergabung ke Pakistan. Dengan ikut andilnya Pakistan yang merasa India telah menyalahi referendum ini membuat India bereaksi mempertahankan Kashmir karena secara resmi India merasa Kashmir adalah wilayah teritorialnya. Akhirnya perang secara terbuka antara India dan Pakistan pun tidak terelakkan. Dalam perjalanannya sebenarnya telah sering dilakukan upaya damai, baik itu konsolidasi secara langsung antara India dengan Pakistan ataupun melalui mediator pihak ketiga semisal PBB. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil, bahkan keduanya (India dan Pakistan) sama-sama memperkuat kekuatan militernya, dan yang paling memancing perhatian dunia internasional adalah pengembangan nuklir oleh keduanya. Hal ini menunjukkan bahwa baik India maupun Pakistan sama-sama mempunyai kepentingan terhadap bumi Kashmir. Implikasi nyata dari konflik tersebut adalah banyaknya korban yang berjatuhan dari rakyat Kashmir akibat peperangan secara terbuka antara India dan Pakistan serta kebijakan pemerintahan India terhadap rakyat Kashmir selama konflik berlangsung. Implikasi lainnya adalah situasi di Kashmir menjadi sangat menegangkan, terutama wilayah Kashmir yang berada dalam protektorat India. Dengan demikian akankah perdamaian dapat diwujudkan di bumi Kashmir?. Kata Kunci: Konflik, Kashmir, India, Pakistan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: Kebudayaan Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Miftahul Ulum [IT Staff]
Date Deposited: 18 Jul 2013 16:47
Last Modified: 22 Jul 2022 10:41
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/8967

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum