PEMAKNAAN SIMBOL KEKERAMATAN MAKAM KI AGENG GRIBIG DI JATINOM KLATEN

BAYU PRASETYO, NIM. 98522563 (2003) PEMAKNAAN SIMBOL KEKERAMATAN MAKAM KI AGENG GRIBIG DI JATINOM KLATEN. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (PEMAKNAAN SIMBOL KEKERAMATAN MAKAM KI AGENG GRIBIG DI JATINOM KLATEN )
BAB I. V.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (PEMAKNAAN SIMBOL KEKERAMATAN MAKAM KI AGENG GRIBIG DI JATINOM KLATEN )
BAB II. III. IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengawali tentang anggapan bahwa bagi orang Jawa, pandangan mengenai kehidupan agar bisa selaras dan seimbang selain mendekatkan diri pada Tuhannya, maka juga dibutuhkan suatu komunikasi atau hubungan dengan para arwah leluhurnya. Di antara wujud hubungan itu, nampak mereka mencoba mendatangkan pujian-pujian, permohonan serta do’a dengan cara datang ke tempat-tempat yang dianggap suci, termasuk makam para wali yang dianggap keramat. Praktek-praktek tersebut, juga telah banyak nampak dalam ziarah ke makam para wali. Mereka percaya bahwa ada keterlibatan aktif dari para wali yang meninggal, terhadap kehidupan orang yang berziarah ke kubur mereka dengan segala permohonan dan permintaan berkah. Salah satunya diantaranya adalah tempat makam Ki Ageng Gribig di Desa Jatinom Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten. Makam ini terletak di sebelah barat masjid Jami’ Jatinom dan disampingnya terdapat makam istrinya, masyarakat setempat mengatakan makam Semare Gedong (nenek yang dikubur di gedong). Makam ini beratap seperti rumah, sekelilingnya dipagari dengan pagar kayu jati serta batu nisan yang dibungkus dengan kain putih atau mon. Bahkan sesuai peraturan pemenintah daerah Kabupaten Kiaten dalarn Perda No. 20 tempat tersebut dijadikan obyek wisata Rohani. Menurut masyarakat setempat, makam tersebut sampai sekarang masih tetap dijadikan sebagai tempat yang keramat bahkan disakralkan. Tidak jarang dalam sehari-harinya dikunjungi banyak peziarah yang datang dan berbagai daerah yang datang dengan mengucap beragam macam do’a dan permintaan.. Sebagai makam yang dikeramatkan hingga kini, sudah tentu terdapat beberapa pengaruh dan ekspresi yang timbul dalam masyarakat. Pada dasarnya segala bentuk upacara religius, ziarah ataupun upacara-upacara peringatan apapun oleh manusia adalah bentuk simbolisme. Makna dan maksudnya itulah yang menjadi tujuan manusia untuk melaksanakannya dan memperingatinya. Manusia adalah makhluk budaya, dan budaya manusia penuh dengan simbol-simbol, sehingga dapat dikatakan bahwa budaya manusia penuh diwarnai dengan simbolisme yaitu tata cara pemikiran atau paham yang menekankan atau mengikuti pola-pola yang mendasarkan din kepada simbol-simbol. Termasuk dalam kaitannya dengan proses pemaknaan simbol kekeramatan makam tersebut. Segala fakta yang telah berhasil dikumpulkan, baik dalam cerita ataupun tulisan bahwa terciptannya proses pemaknaan simbol kekeramatan tersebut tidaklah mungkin terlepas dan peran masyarakat dan tindakannya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Ki Ageng Gribig, Makna simbol
Subjects: Perbandingan Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Perbandingan Agama (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 09 Oct 2013 09:37
Last Modified: 04 Aug 2016 14:02
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/9367

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum